TAHUN depan, peluang harga bahan bakar minyak bersubsidi akan dinaikkan.
Usulan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), alangkah
tepatnya pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
menjadi Rp 6.000 perliter.
Dengan begitu tahun depan negara dapat menghemat subsidi BBM sebesar
Rp70 triliun. Sekarang, kondisi ekonomi masyarakat jauh lebih baik, beli
pulsa aja bisa puluhan bahkan ratusan ribu, saya kira tidak akan ada
masalah kalau naik Rp 1.500 perliter," ujar Direktur BBM BPH Migas,
Djoko Siswanto kemarin. Harga premium dan solar saat ini Rp 4.500
perliter
"Menurut dia, kenaikan harga BBM subsidi sebaiknya dilakukan awal tahun
(Januari 2013). Dengan begitu hasilnya lebih maksimal untuk menurunkan
subsidi BBM yang mencapai Rp 300 triliunan pertahun,"Pergantian tahun
adalah waktu yang tepat secara psikologis maupun hitung-hitungan
efisiensi yang diperoleh," lanjutnya
"Lebih dari itu, akan sulit karena adanya pertimbangan politik.
Dia mencatat, pemerintahan Presiden Soeharto, pernah menunda kenaikan
BBM sebanyak delapan kali karena berdekatan dengan Pemilu,"Jangan
deket-deket ke 2014, karena pasti jadi gejolak politik. Tapi kalau nggak
naik subsidi bengkak tahun depan," tukasnya
" Ditengah carut marutnya penyaluran BBM bersubsidi, wacana untuk
pembubaran BPH Migas makin mengemuka. Itu menyusul dibubarkannya BP
Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas) oleh Mahkamah Konstitusi
(MK). Mengenai itu Djoko menjawab enteng,"Kalau BPH Migas tidak berguna,
kenapa tidak dari dulu (dibubarkan)," tukasnya
"November lalu, terdapat kelompok yang menamakan dirinya Federasi
Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang mengajukan uji materiil
kepada Mahkamah Konstitusi. FSPPB menganggap BPH Migas bertentangan
dengan pasal-pasal dalam Undang Undang Dasar 1945,"Silahkan saja (uji
materi) itu hak setiap orang," sambungnya
Pengamat ekonomi Hendri Saparini menilai BPH Migas tidak becus dalam
mengawasi penyaluran BBM subsidi di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan
jebolnya kuota BBM subsidi hingga membebani anggaran negara,"Kalau
selalu saja (kuota) jebol ini menimbulkan efek yang tidak sehat bagi
pengelolaan keuangan negara," cetusnya
" Seperti diketahui pemerintah awalnya menyediakan kuota sebanyak 40
juta kilo liter BBM subsidi, tapi lantas kurang sehingga DPR menyetujui
penambahan empat juta kilo liter. Namun di akhir tahun ini kuota
diprediksi jebol lagi sehingga pemerintah mengajukan penambahan kuota
1,2 juta KL.
Hendri mengungkapkan, dalam pengawasan BBM subsidi jenis premium dan
solar ini kelemahan BPH Migas adalah tidak mempunyai alat yang bisa
melacak distribusi BBM subsidi secara online. Alat seperti hanya
dimiliki oleh Pertamina selaku operator,"Seharusnya regulator memiliki
alat seperti itu," sebutnya
Dengan demikian, BPH Migas bisa memantau perjalanan BBM subsidi tersebut
dari pusatnya dan sampai ke tangan yang berhak menerimanya,"Dia (BPH
migas) kan hanya perencanaan saja, nggak punya teknisnya jadi tidak
punya strategi untk menjamin bahwa yang dia rencanakan itu bisa untuk
direalisasikan dilapangan atau tidak," tuturnya
Menurutnya kerja BPH Migas saat ini memang perlu dievaluasi karena
memang sudah banyak kasus yang terjadi, "Iya perlu dievaluasi keberadaan
BPH Migas itu.
Mereka sudah mengatakan kasus kebocoran distribusi yang ketauan aja
ratusan, lha yang nggak ketauan berapa?Banyak itu yang tidak terlacak,"
tambahnya
"Wakil Menteri ESDM Rudy Rubiandini sebelumnya mengatakan bahwa kenaikan
harga BBM subsdi dampaknya akan positif. Pertama, mengurangi subsidi,
Kedua mengurangi disparitas harga dengan yang non-subsidi,"Jadi tidak
diselundupkan ke luar negeri, ke industri, pertambangan atau perkebunan
karena berani bayar lebih mahal," terangnya
Manfaat lain jika BBM subsidi naik, kata Rudi, bisa memberi ruang energi
lain berkembang seperti gas yakni Bahan Bakar Gas (BBG). Pasalnya jika
BBM-nya murah orang disuruh beralih ke gas tidak akan mau,"BBM-nya murah
ngapain orang ke gas, padahal gas kita melimpah ruah," jelasnya
Sumber
Senin, 03 Desember 2012
BBM Subsidi RP. 6.000/Liter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar