Sukhoi Superjet 100 |
Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan sertifikat type Sukhoi
Superjet (SSJ) 100. Dua maskapai Indonesia, Sky Aviation dan Kartika
Airlines siap mengoperasikan jet kebanggaan Rusia ini di tengah
bayang-bayang insiden jatuhnya pesawat jenis ini di Gunung Salak,
Bogor, pada Mei 2012 lalu.
Direktur Komersial Kartika Airlines Aditya Wardana mengakui saat ini ada kekhawatiran masyarakat untuk naik pesawat SSJ-100 akibat tragedi yang dialami pesawat berbandrol US$30 juta ini. Namun, Ia menjelaskan tragedi jatuhnya pesawat bisa dialami oleh pabrikan pesawat manapun.
Kartika Airlines sendiri tidak khawatir dampak jatuhnya Sukhoi di Gunung Salak. Tragedi tersebut menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat.
"Kami yakin pesawat Sukhoi ini bagus dan kami akan sosialisasikan kepada masyarakat keunggulan pesawat ini," katanya saat dihubungi VIVAnews.
Kekhawatiran masyarakat, katanya, tidak akan hilang sebelum masyarakat merasakan sendiri keunggulan Sukhoi. Ia yakin dalam dua bulan pertama pesawat Sukhoi beroperasi di Indonesia, maka kekhawatiran masyarakat akan sirna dengan sendirinya.
Hal senada juga diungkapkan General Manager Marketing Sky Aviation, Sutito Zainudin. Sebagai pengguna pertama, Sky Aviation siap untuk mensosialisasikan keamanan dan keandalan pesawat buatan Rusia ini.
"Kita akan terus sosialisasikan sebelum pesawat ini benar-benar komersil," kata General Manager Marketing Sky Aviation, Sutito Zainudin saat dihubungi VIVAnews.
Dalam laman Sukhoi dijelaskan, SSJ-100 dilengkapi dengan teknologi terkini yang mudah dikendalikan dan aman untuk pilot. SSJ-100 dapat didaratkan oleh satu orang pilot tanpa batuan. Fitur elektronik SSJ-100 sepenuhnya fly-by-wire atau sistem kendali elektronik dengan sistem pengereman yang dapat menjaga kestabilan pesawat ketika menahan beban.
Selain itu, Sukhoi Superjet 100 dilengkapi dengan teknologi deteksi dini kegagalan sistem pesawat dan dapat lepas landas dari landasan pendek. Sukhoi mengklaim, konsumsi pesawat SSJ-100 lebih hemat 10 persen dan perawatan pesawat lebih murah 20 persen dibanding pesawat kompetitornya.
Direktur Komersial Kartika Airlines Aditya Wardana mengakui saat ini ada kekhawatiran masyarakat untuk naik pesawat SSJ-100 akibat tragedi yang dialami pesawat berbandrol US$30 juta ini. Namun, Ia menjelaskan tragedi jatuhnya pesawat bisa dialami oleh pabrikan pesawat manapun.
Kartika Airlines sendiri tidak khawatir dampak jatuhnya Sukhoi di Gunung Salak. Tragedi tersebut menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat.
"Kami yakin pesawat Sukhoi ini bagus dan kami akan sosialisasikan kepada masyarakat keunggulan pesawat ini," katanya saat dihubungi VIVAnews.
Kekhawatiran masyarakat, katanya, tidak akan hilang sebelum masyarakat merasakan sendiri keunggulan Sukhoi. Ia yakin dalam dua bulan pertama pesawat Sukhoi beroperasi di Indonesia, maka kekhawatiran masyarakat akan sirna dengan sendirinya.
Hal senada juga diungkapkan General Manager Marketing Sky Aviation, Sutito Zainudin. Sebagai pengguna pertama, Sky Aviation siap untuk mensosialisasikan keamanan dan keandalan pesawat buatan Rusia ini.
"Kita akan terus sosialisasikan sebelum pesawat ini benar-benar komersil," kata General Manager Marketing Sky Aviation, Sutito Zainudin saat dihubungi VIVAnews.
Dalam laman Sukhoi dijelaskan, SSJ-100 dilengkapi dengan teknologi terkini yang mudah dikendalikan dan aman untuk pilot. SSJ-100 dapat didaratkan oleh satu orang pilot tanpa batuan. Fitur elektronik SSJ-100 sepenuhnya fly-by-wire atau sistem kendali elektronik dengan sistem pengereman yang dapat menjaga kestabilan pesawat ketika menahan beban.
Selain itu, Sukhoi Superjet 100 dilengkapi dengan teknologi deteksi dini kegagalan sistem pesawat dan dapat lepas landas dari landasan pendek. Sukhoi mengklaim, konsumsi pesawat SSJ-100 lebih hemat 10 persen dan perawatan pesawat lebih murah 20 persen dibanding pesawat kompetitornya.
0 komentar:
Posting Komentar