Memulai bisnis pabrik pemintalan benang di Purwakarta 1975 bersama sang
ayah, kini bisnisnya menggurita di bawah Grup Indorama. Dialah Sri
Pakash Lohia.
Pria berdarah India, yang semenjak 1985 memilih menjadi warga negara Indonesia ini, sukses besar dalam hidupnya. Pundi hartanya juga terus melonjak. Bila pada tahun lalu hanya menduduki peringkat ke-13 dengan total kekayaan US$1,7 miliar, kali ini sudah mejeng di nomor enam dengan kekayaan US$3 miliar. Naik hampir dua kali lipat dalam setahun.
Bisnis semenjulang itu memang dibangun dengan susah payah. Prakash membangun pabrik pertamanya dengan modal US$10 juta. Namun kini nilai perusahaannya telah melonjak tajam hingga US$7 miliar. Jejaring bisnisnya merambah sejumlah negara, di bawah naungan Indorama Corporation.
Saat ini, produk utama Indorama meliputi poliester, PET resin, polyethylene, polypropylene, kain, hingga sarung tangan medis.
Grup Indorama saat ini menaungi sejumlah perusahaan. Usaha pembuatan bahan baku tekstil di bawah bendera PT Indorama Synthetics dan usaha petrokimia di bawah PT Petrokimia Eleme.
Sedangkan usaha pembuatan benang pintal di bawah Indorama Iplik, ISIN Lanka, dan Indorama Shebin. Usaha di bidang sarung tangan medis dikelola Medisafe Technologies.
Sejak 1995, Indorama juga masuk pada bisnis pengembangan real estate melalui Indorama Real Estate. Pada 2008, Indorama Corp berinvestasi di Indorama Ventura PCL, perusahaan polyster terintegrasi terbesar dunia yang terdaftar di Bursa Efek Thailand.
Produk Indorama dikirim ke lebih dari 90 negara di empat benua dan menyerap lebih dari 16 ribu tenaga kerja.
Sejumlah usahanya yang merambah ke negeri seberang antara lain pabrik pupuk urea di Afrika Barat. Saat ini Prakash lebih banyak tinggal di London dan mengendalikan berbagai perusahaannya dari kota itu.
Pria berdarah India, yang semenjak 1985 memilih menjadi warga negara Indonesia ini, sukses besar dalam hidupnya. Pundi hartanya juga terus melonjak. Bila pada tahun lalu hanya menduduki peringkat ke-13 dengan total kekayaan US$1,7 miliar, kali ini sudah mejeng di nomor enam dengan kekayaan US$3 miliar. Naik hampir dua kali lipat dalam setahun.
Bisnis semenjulang itu memang dibangun dengan susah payah. Prakash membangun pabrik pertamanya dengan modal US$10 juta. Namun kini nilai perusahaannya telah melonjak tajam hingga US$7 miliar. Jejaring bisnisnya merambah sejumlah negara, di bawah naungan Indorama Corporation.
Saat ini, produk utama Indorama meliputi poliester, PET resin, polyethylene, polypropylene, kain, hingga sarung tangan medis.
Grup Indorama saat ini menaungi sejumlah perusahaan. Usaha pembuatan bahan baku tekstil di bawah bendera PT Indorama Synthetics dan usaha petrokimia di bawah PT Petrokimia Eleme.
Sedangkan usaha pembuatan benang pintal di bawah Indorama Iplik, ISIN Lanka, dan Indorama Shebin. Usaha di bidang sarung tangan medis dikelola Medisafe Technologies.
Sejak 1995, Indorama juga masuk pada bisnis pengembangan real estate melalui Indorama Real Estate. Pada 2008, Indorama Corp berinvestasi di Indorama Ventura PCL, perusahaan polyster terintegrasi terbesar dunia yang terdaftar di Bursa Efek Thailand.
Produk Indorama dikirim ke lebih dari 90 negara di empat benua dan menyerap lebih dari 16 ribu tenaga kerja.
Sejumlah usahanya yang merambah ke negeri seberang antara lain pabrik pupuk urea di Afrika Barat. Saat ini Prakash lebih banyak tinggal di London dan mengendalikan berbagai perusahaannya dari kota itu.
0 komentar:
Posting Komentar