Bahasa Daerah Minahasa
Bahasa daerah Minahasa terdiri dari:
- Tountemboan
- Tombulu Tonsea
- Toulour (Tondano)
- Tonsawang
- Ratahan-Pasan
- Ponosakan
- Bantik
Bahasa Minahasa adalah bahasa daerah asli Minahasa yang terdiri dari bahasa rumpun induk Minahasa, yaitu:
Bahasa
Tombulu, yang berpusat di Tomohon sebagai bahasa sub-etnis Tombulu.
Bahasa ini memiliki dua dialek besar yaitu yang memakai awalan ni dan
memakai sisipan ni dalam arti perfektum. Yang pertama terdiri dari
dialek-dialek Tomohon Sarongsong dan Tombariri, dan yang kedua terdiri
dari dialek-dialek Kakaskasen, Klabat Bawah (Paniki) dan Ares (Kamangta
dan Sawangan). Bahasa ini pertama kali dikenal oleh para pendatang,
orang Barat.
Bahasa Tountemboan, yang dipergunakan di Minahasa
bagian Selatan sebagai bahasa sub-etnis Tountemboan. Bahasa ini teriri
dari dua dialek besar, yaitu dialek makela’i dan dialek matana’i yaitu
mereka yang menyebut kela’i (yang begini atau maotou) dan mereka yang
menyebut tana’i (yang begini). Dialek matana’i dipakai di Sonder dan
Kawangkoan dan matana’i dipakai di Langowan, Tompaso, Tareran/Rumoong
dan Tombasian/ Amurang. Bahasa ini merupakan bahasa penutur paling
banyak di Minahasa.
Bahasa Tondano atau bahasa Toulour, sebagai
bahasa sub-etnis Toulour yang mendiami daerah sekeliling Danau Tondano
sampai di pantai Timur Minahasa (Tondano pante). Bahasa Tondano terdiri
atas tiga dialek yaitu dialek induk Tondano, dialek Kakas dan dialek
Remboken. Dialek yang terbesar dalam daerah dan jumlah penutur terdapat
di bagian Utara yaitu kota Tondano dan Eris-Kombi. Dialek Kakas di
kecamatan Kakas dan dialek Remboken di kecamatan Remboken. Juga terdapat
penutur bahasa ini di daerah kolonisasi (transmigrasi lokal Minahasa)
di kecamatan Tompaso Baru dan Modoinding. Di Tompaso Baru, dengan dialek
induk Tondano dituturkan pada kampung Pinaesaan, Kinalawiran,
Kinaweruan, Liningaan, Bojonegoro, dialek Kakas di kampung Temboan dan
Polimaaan dan dialek Remboken di kampung Kinamang. Di Kecamatan
Modoinding terdapat penutur dialek Kakas di kampung Wulurmaatus Palolon,
Makaaruyan, Pinasungkulan, Lineleyan dan penutur dialek Remboken di
kampung Sinisir dan Kakenturan serta penutur dialek induk Tondano di
kampung Mokobang.
Bahasa Tonsea, yang dipergunakan di Minahasa
bagian Utara sebagai bahasa sub-etnis Tonsea. Bahasa ini terdiri dari
dua dialek, yaitu dialek induk Tonsea yang dipergunakan di sekitar
Airmadidi, Tatelu, Minawerot dan dialek Kalabat-atas dipergunakan di
sekitar Maumbi dan Likupang.
Bahasa Tonsawang sebagai bahasa
etnis Tonsawang. Mereka menyebut sub-etnisnya sebagai orang Toundano.
Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Tountemboan karena kedua etnis
ini saling berbatasan.
Bahasa Ratahan, dipergunakan di sekitar
kota Ratahan sebagai bahasa sub-etnis Ratahan atau Pasan atau disebut
juga Bentenan. Bahasa ini memiliki persamaan dengan bahasa Sangir.
Bahasa
Ponosakan sebagai bahasa sub-etnis Ponosakan. Pemakai bahasa ini adalah
satu-satunya sub-etnis di Minahasa yang beragama Islam. Bahasa ini
berkerabat dengan bahasa Bolaang Mongondow.
Bahasa Bantik sebagai bahasa sub-etnis Bantik. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Sangir.
Jumat, 23 November 2012
Bahasa Daerah Minahasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ini baru mantap! silian p blog!! keren!! keep posting!!
BalasHapus