Top 100 Global Thinkers atau seratus pemikir top dunia yang dilansir
Foreign Policy periode November - Desember 2012 menempatkan Mantan
Menteri Keuangan RI 2005 - 2010, Sri Mulyani sejajar dengan tokoh-tokoh
dunia seperti Presiden AS Barack Obama, Aung San Suu Kyi, Hillary
Clinton, Bill Gates, hingga George Soros.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga masuk jajaran wanita berpengaruh versi
Majalah Forbes. Dia juga pernah masuk dalam deretan wanita berpengaruh
versi Majalah Foreign Policy edisi Mei - Juni 2012. Dalam daftar diberi
judul "The Most Powerful Women You've Never Hear Of", Sri Mulyani berada
pada urutan ke-18 dari 25 perempuan paling berpengaruh di dunia.
Sri Mulyani, saat menjabat Menteri Keuangan berhasil melakukan berbagai
langkah yang dinilai membawa perubahan positif bagi Indonesia, tulis
Majalah Foreign Policy, Selasa (27 November).
Kiprah Sri Mulyani bisa dikatakan berada di "garis keras". Sebagai
Menteri Keuangan Indonesia periode 2005 - 2010, banyak dihujani pujian
untuk pemikiran reformasinya yang tangguh. Mulai dari memecat pejabat
pajak yang mengorup penghasilan wajib pajak hampir empat kali lipat,
sampai membantu 250 juta penduduk Indonesia keluar dari krisis keuangan
global dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata enam persen.
Sri Mulyani pun dinilai mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi 6
persen di tengah krisis finansial global, dengan pemikiran sederhana,
seperti pemotongan fiskal dengan beberapa kebijakan untuk mendorong
pertumbuhan. Sementara peningkatan perdagangan, investasi, dan inovasi
dalam negeri juga terus ditingkatkan.
Saat ini, Sri Mulyani menjadi satu-satunya wanita paling senior di Bank
Dunia, yang menjajakan pemikirannya ke seluruh dunia. Sri Mulyani banyak
menawarkan nasihat tentang pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara
berkembang untuk meniru keajaiban Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia adalah negara yang memiliki pertumbuhan
konsumer tercepat ketiga di dunia setelah Cina dan India. Bahkan,
diperkirakan akan melampaui masyarakat Inggris dan Jerman, untuk menjadi
negara ke tujuh terbesar ekonomi dunia pada 2030.
Pada sebuah pidato di Beijing bulan Maret 2012, Sri Mulyani
memperingatkan bahwa kebangkitan Cina bisa dalam bahaya, kecuali
diperbolehkan bersaing lebih dan lebih. Kemudian, mengenai utang Eropa,
menurutnya, negara-negara seperti Yunani dan Spanyol harus mendapatkan
neraca yang seimbang dalam membangun ekonomi mereka. Bahkan, Sri Mulyani
menyarankan mengunakan model Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar