Senin, 19 November 2012

Harga Kopra Kian Drop, Petani Menjerit

Harga salah satu komoditi andalan Sulut yakni kopra belakangan terus menunjukkan kecenderungan anjlok. Padahal, usaha kopra ini juga menjadi salah satu mata pencaharian dari banyak masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra). Tak pelak, sejumlah petani kopra kian nyaring menjerit atas hal ini.

Sebagaimana informasi yang berhasil dirangkum harian ini, harga kopra curah saat ini ada di bawah angka Rp 4 ribu per kilogram (kg) yakni rata-rata Rp 3.600 sampai Rp 3.700 per kg. Harga yang berlaku ini tentu tak mampu menutup ongkos produksi.

Buang Mokoagow dan Alex Jangin, keduanya petani kopra asal Pusomaen menuturkan, harga yang berlu tersebut sangat jauh dari biaya produksi yang harus mereka keluarkan. “Persoalannya kita masih harus mengeluarkan ongkos untuk biaya sewa buruh pemerik kelapa kemudian juga sewa untuk pengasapan (fufu). Sekarang biaya sewa buruh sudah sangat tinggi. Jadi memang dengan harga saat ini kita nombok,” kata keduanya. Idealnya, ungkap Jangin, harga kopra paling tidak harus berada di angka Rp 5 ribu per kilogramnya. “Itu baru ongkos produksi bisa tertutupi dan bahkan ada sisa meski hanya sedikit. Kalau dengan harga sekarang, jangankan ada sisa untuk membayar buruh saja tak cukup,” tandasnya.
Hal senada disampaikan tokoh masyarakat Passan, Robby Lumbu ST. “Informasi terakhir yang kami pantau harga kopra ada di angka Rp 3 ribuan lebih. Ini tentu sangat merugikan petani,” tukasnya. Menurutnya, pemerintah harus turun tangan anjloknya harga kopra ini, karena disinyalir tak terlepas dari ‘permainan’ pedagang pengumpul termasuk juga pengusaha.(http://www.harian-komentar.com)


Related Articel:

0 komentar:

Posting Komentar