Senin, 28 Januari 2013

Hasil Sidang Angelina Sondakh Akan Diperiksa Komisi Yudisial

JAKARTA – Komisi Yudisial akan memeriksa majelis hakim yang menangani persidangan terpidana skandal korupsi pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Pendidikan, Angelina Sondakh. Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial, Suparman Marzuki mengatakan, pihaknya baru akan memproses setelah menerima salinan putusan dan berita acara persidangan Angie. Dia mengaku telah mengirimkan surat permintaan salinan putusan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi beberapa waktu lalu. “Kami masih menunggu salinan putusannya. Baru kami nanti bisa menentukan,” kata Suparman kepada wartawan.Sabtu (26/1).
Dikatakan Suparman, ada sebuah kejanggalan selama persidangan Angie berlangsung. Keganjilan dalam vonis Angie antara lain tidak dikabulkannya Pasal 12 UU Tipikor sebagaimana dakwaan JPU KPK yang menuntut Angie 12 tahun penjara. “Kami akan lihat apakah sinyalemen sejumlah pihak ada ketidakkonsistenan antara pasal yang diterapkan.Kalau ada pertimbangan-pertimbangan yang mengarah pada pasal X tetapi yang dipakai pasal Y berarti ada masalah dan akan menjadi temuan artinya ada masalah,” katanya. Sebelumnya,terdakwa Angelina Sondakh terlihat senang dengan vonis 4,5 tahun yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang diketuai oleh Sudjatmiko. Dia bahkan sujud syukur atas vonis tersebut.
Vonis ini lebih ringan tujuh tahun enam bulan dari tuntutan Jaksa. Dalam tuntutan, Angie dituntut Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi hukuman 12 tahun penjara dan denda 500 juta subsider enam bulan kurungan. Selain itu, Angie juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp12 miliar dan US$2.000. Sementara Wakil Ketua KY,Imam Anshori Saleh mengatakan,pihaknya banyak menerima pengaduan hakim nakal yang melanggar kode etik. Yang tertinggi terjadi di jakarta,kerap menerima pengaduan perilaku tak terpuji para hakim.
Dari pengaduan tersebut, hakim di provinsi Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, tercatat paling banyak dikeluhkan.Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY), Imam Anshori Saleh, mengatakan pengaduan berkait dengan pelanggaran kode etik. Pengaduan berasal dari berbagai jenis pengadilan. Namun pengaduan terbesar berasal dari hakim di pengadilan umum. “Ada dari pengadilan agama tapi lebih banyak dari pengadilan umum,” ujarnya.Imam berpendapat untuk mengurangi jumlah pelanggaran kode etik hakim harus dimulai dari proses rekruitmen dan pembinaannya. Menurut dia, saat ini pembinaan hakim di Indonesia masih sangat kurang. “Kalau di Belanda hakim itu setiap tahun masuk kelas untuk meningkatkan pengetahuannya. Kalau di sana, delapan tahun pendidikan baru bisa diangkat sebagai hakim. Di sini, baru dua tahun pendidikan sudah diangkat,” kata Imam.

Sumber 

KPK Gali Peran Dari Choel Malarangeng Dan Menindak Lanjuti Pengakuannya

JAKARTA –Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindaklanjuti pernyataan Andi Zulkarnain Mallarangeng (Choel Mallarangeng) yang mengaku menerima uang dari pejabat pembuat komitmen proyek Hambalang Deddy Kusdinar dan petinggi PT Global Daya Manunggal, Herman Prananto. Deddy merupakan tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang,  sementara PT Global Daya Manunggal merupakan salah satu perusahaan subkontraktor pengerjaan proyek tersebut. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, perlu dilakukan uji kebenaran atas pernyataan Choel tersebut untuk membuktikan apakah yang bersangkutan terlibat dalam kasus dugaan korupsi Hambalang atau tidak. “Saya kira soal terima atau tidak, harus dilakukan validasi sehingga bisa disimpulkan bahwa dia terlibat dalam konteks kasus Hambalang ini,” kata Johan, Jumat (25/1/2013). Dia melanjutkan, KPK memerlukan dukungan alat bukti yang bisa menguatkan bahwa pernyataan tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengembangkan kasus Hambalang. Seperti diberitakan sebelumnya, Choel Mallarangeng seusai diperiksa sebagai saksi kasus Hambalang, Jumat (25/1/2013) lalu, mengaku menerima uang dari Deddy dan Herman. Uang senilai Rp 2 miliar diterima dari Herman pada Mei 2010.
Uang tersebut diterima Choel melalui Staf Khusus Menteri Olahraga Bidang Kepemudaan Muhammad Fakhruddin. Namun, Choel mengatakan, uang tersebut tidak berkaitan dengan proyek Hambalang. Adik mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng ini menganggap, uang dari Herman tersebut sebagai imbalan karena dia telah memperkenalkan Herman dengan kliennya. Sebagai konsultan politik, Choel memiliki klien dari kalangan pejabat dan partai politik. Sementara itu, mengenai uang dari Deddy, Choel enggan mengungkapkan jumlahnya. Dia mengaku sudah menyampaikan soal penerimaan uang tersebut kepada penyidik KPK. Choel bahkan mengaku siap mengembalikan uang dan menanggung konsekuensinya apabila penerimaan uang tersebut dianggap salah di mata hukum. Menurut Choel, uang dari Deddy itu diterimanya saat dia berulang tahun pada 28 Agustus 2010. Saat itu, Deddy belum ditetapkan KPK sebagai tersangka. Namun, Choel mengaku tidak tahu motif Deddy memberikan uang tersebut kepada dirinya.
KPK gali peran Choel
KPK memeriksa Choel sebagai saksi untuk dua tersangka Hambalang, yakni Andi Alifian Mallarangeng dan Deddy Kusdinar. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, beberapa waktu lalu, mengungkapkan, KPK akan menggali keterangan seputar peran Choel dalam proyek Hambalang. KPK, kata Bambang, akan memeriksa latar belakang Choel dan semua hal yang berkaitan dengan kasus.
Dalam kasus ini, Choel disebut berperan dalam mengatur pemenangan PT Global sebagai perusahaan subkontraktor proyek Hambalang. Akhirnya, Global mendapat dua paket pekerjaan subkontraktor senilai Rp 139,9 miliar dan Rp 2,4 miliar dari PT Adhi Karya. Nama Choel pertama kali disebut dalam persidangan kasus suap wisma atlet SEA Games. Saat bersaksi untuk terdakwa kasus itu, Muhammad Nazaruddin, mengakui, Choel pernah ditawari uang Hambalang. Namun, menurut Andi, adiknya itu menolak pemberian uang tersebut. Mantan Direktur Pemasaran Grup Permai Mindo Rosalina Manulang dalam persidangan juga mengungkapkan, Grup Permai mengeluarkan uang Rp 20 miliar untuk menggiring proyek wisma atlet SEA Hames dan Hambalang. Menurut dia, dari Rp 20 miliar itu, ada yang mengalir ke Choel. Namun, Rosa tidak menjelaskan berapa nilai uang yang diberikan ke Choel. Terkait pengakuan Rosa ini, Choel membantahnya. Dia mengaku tidak pernah menerima uang dari perusahaan Nazaruddin ataupun berkomunikasi dengan Mindo. “Saya bahkan tidak pernah tahu perusahaannya Nazar. Boleh dicek dengan Bung Nazar, saya tidak pernah rapat dengan Nazar, saya tidak kenal saudara Mindo,” ujarnya.

Tumbelaka, Rumbay dan Rondonuwu Dikabarkan Merapat ke Demokrat

Mitra – Kendati awalnya Partai Demokrat Mitra terlihat adem ayem karena tidak melakukan penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati dikarenakan tidak memenuhi jatah kursi di DPRD sebagai partai pengusung dan harus berkoalisi. Namun dikabarkan saat ini sejumlah nama kandidat cabup mulai merapat ke partai berlambang bitang tersebut.
Diungkapkan Ketua PK Partai Demokrat Touluaan Selatan Jhony Piring dan Ketua PK Tombatu Utara Tommy Pauran, bahwa ada beberapa nama bakal calon bupati yang sudah membangun komunikasi dengan DPC Partai Demokrat Mitra, diantaranya Meiky Man Tumbelaka dan Happy Rumbay.
“Selain Tumbelaka dan Rumbay, Dr Maxi Rondonuwu juga ikut menjalin komunikasi dengan kita (PD, red). Pastinya kita lihat nanti siapa yang akan melaju untuk diusung ke PD,” ungkap keduanya.
Ketua DPC PD Mitra Katrien Mokodaser sendiri saat dikonfirmasi terkait merapatnya sejumlah nama tersebut tidak berkomentar banyak, “pastinya sudah ada beberapa yang datang menawarkan diri ke Demokrat, soal siapa dia kita lihat nanti,” jelasnya.
Lanjut diakuinya, bahwa sejak menyatakan sikap untuk berkoalisi dengan PAN dan Gerindra, tak sedikit bakal calon bupati dan wakil bupati yang menjalin komunikasi dengan pihaknya, termasuk juga dengan PAN dan Gerindra.

Sumber 

Banjir Bandang Terjang Tombariri

TOMBARIRI—Banjir bandang yang tiba-tiba menerjang kawasan pemukiman warga di Desa Sarani Matani dan Desa Ranowangko Kecamatan Tombariri membuat warga tak sempat menyelamatkan benda-benda berharga mereka.

Robby Tiwow, warga Desa Sarani Matani mengaku terkejut, tak pikir panjang lagi dan langsung menyelamatkan buku pelajaran dan seragam sekolah milik anaknya. “Saya hanya bisa menyelamatkan seragam dan juga buku pelajaran anak saya sebelum rumah dibawa banjir bandang,” ujarnya.

Dituturkan Isye Kaparang, salah satu warga yang rumahnya hanyut dibawa banjir bandang, air sungai mulai naik sebatas betis orang dewasa pada pukul 06.00 Wita, kemudian surut pada pukul 06.30 Wita.

“Air hanya surut sementara waktu, pada pukul 07.15 wita tiba-tiba air sungai meluap sangat besar  dan membawa puluhan batang pohon dan menghantam apa saja yang ada di depannya termasuk rumah penduduk dan juga talud yang ada di kiri dan  kanan sungai,” ujar Kapatarang.

Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Minahasa pada Minggu (27/1) kemarin, membawa petaka bagi puluhan keluarga yang tinggal di Desa Sarani Matani, Desa Ranowangko dan Borgo di Kecamatan Tombariri.

Meluapnya Sungai Paniki di Desa Sarani Matani, telah   menghanyutkan 4 rumah warga di Jaga I, dan sebagian gedung sekolah TK dan SD Santa Teresia. Luapan air sungai ini juga telah menggenangi puluhan rumah warga di Desa Sarani Matani.

Bukan hanya banjir, 3 rumah warga di Desa Ranowangko juga tertimbun longsor. Rumah personil anggota DPRD Minahasa Linda Sajow juga nyaris tertimbun tanah longsor.

Pantauan koran ini ruas jalan dari arah Amurang tepatnya di Desa Munte sampai di Desa Ranowangko, tertutup tanah longsor di 7 titik. Paling parah  ruas jalan trans Sulawesi tepat  di atas  Desa Ranowangko yang nyaris putus dan tidak dapat dilalui kendaraan.

Ruas jalan alternatif dari Amurang, Tumpaan, Tatapaan, Pinasungkulan, Kumu, Teling, Poopo dan keluar Ranowangko juga tertutup longsor sebanyak 6 titik,  yang membuat kendaraan tidak bisa melintasinya.  Demikian juga ruas jalan dari Tomohon, Tara-tara, Lemoh hingga Sarani Matani. Terdapat 6 titik longsor dan terparah di antara Desa Sarani Matani dan Lemoh, karena longsor yang menutup badan jalan mencapai 50 meter.

Sumber 

Bencana Besar Mengancam

MANADO - Wilayah Sulut dikepung bencana. Berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, gunung berapi,  gelombang pasang, dan gempa bumi setiap saat mengancam.

Apalagi prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manado musim hujan dengan intensitas tinggi masih akan mengguyur wilayah Sulut hingga Februari. “Warga harus lebih waspada banjir dan tanah longsor, karena curah hujan diperkirakan masih tinggi sampai pada pertengahan bulan Febuari," kata Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Manado, Riyadi SS.

Bencana banjir besar pernah menerjang Sulut, hingga menghanyutkan beberapa jembatan besar. Jika cuaca atau curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama, dikhawatirkan bencana yang menimpa tahun 2000 lalu ketika banjir merendam Manado hingga mematahkan jembatan Ranoyapo Amurang, mengintai. Demikian juga 2006 lalu ketika limpasan air menghanyutkan jembatan Ranowangko di Tanahwangko serta longsor menewaskan beberapa orang di Manado. Jalan-jalan juga putus karena longsor dan ambruk.

“Semua kita tidak menginginkan bencana itu terjadi. Tapi sebagai langkah antisipasi, sebaiknya jika hujan deras mengguyur sudah terlalu lama sebaiknya kita menjauh daerah yang rawan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, Hoyke Makarawung.

Yang paling terakhir banjir dan longsor yang menimpa sejumlah wilayah karena hujan yang mengguyur sepanjang Minggu (27/1) kemarin. Manado, Minahasa, Minsel, Mitra, dan Bolmong diterjang banjir yang menghanyutkan beberapa rumah, serta longsor telah menutupi jalan (selengkapnya di halaman daerah).

Di wilayah Tombariri, hujan terus menerus Minggu dini hari itu telah menimbulkan longsor. Sedikitnya 7 titik longsor menutupi badan jalan antara Tanawangko-Munte dan 6 titik antara Tanawangko-Tomohon. “Kami mengerahkan alat berat untuk membuka longsor dari dua sisi, Munte dan Tanawangko.

Secepatnya akan dibuka,” ujar Ch Umboh, penanggung jawab ruas jalan Manado-Tumpaan BPJN XI Manado.  Diperoleh informasi, pukul 21.30 Wita tadi malam sudah terbuka. “Tapi kendaraan mesti hati-hati dengan memperhatikan cuaca karena berpotensi terjadi longsor susulan,” ujar Makarawung.

Di Minsel, akibat hujan itu Sungai Nimanga meluap membuat 130-an KK mengungsi, dan dievakuasi ke balai Desa Lelema. Jalur jalan Maruasey-Tangkuney juga putus karena longsor dengan ketinggian mencapai 7 meter dan panjang sekira 50-an meter. Beberapa desa juga diterjang longsor

Hoyke mengungkapkan, data sementara ada 8 rumah rusak berat atau hancur, infrastruktur, dan sarana lain. “Tapi belum ada laporan adanya korban jiwa,” ujarnya.
Diungkapkannya, saat ini terdata sebanyak 260 warga dalam pengungsian yang terdiri dari 65 kepala keluarga (KK) di Desa Ranowangko, 10 KK di Borgo, dan 15 KK di Desa Sarani Matani Kecamatan Tombariri.

Sementara itu, laporan BMKG Manado angin kencang secara tiba-tiba yang melanda Manado Minggu (27/1) sore itu karena adanya gumpalan awan hitam dan perbedaan tekanan udara yang tinggi. "Awan Cumulonimbus itu menjadi salah satu penyebab terjadinya angin kencang. Kecepatan anginnya berkisar 30 km/jam, namun tidak lama," ujar Riyadi. Berdasarkan pantauan Citra Satelit Cuaca (CSC) sejak pukul 17.30 Wita kemarin, cuaca di Sulawesi Utara dalam peringatan dini.

Sumber 

Maringka dan Katuche tak Lolos Verifikasi Berkas

Ratahan, - Keinginan Dolfie Maringka dan Samuel Katuche untuk maju dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) 2013 ini melalui PDI Perjuangan, kandas. Keduanya dinyatakan gugur oleh tim penjaringan oleh karena beberapa persyaratan yang tak dapat dipenuhi.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Tim Penjaringan/bakal CabupCawabup untuk pemilukada Mitra dari PDIP, Frangky Wongkar SH. Menurutnya, Maringka dan Katuche gugur dalam tahapan verifikasi berkas. “Berkas yang mereka masukkan tidak lengkap atau tidak sesuai dengan persyaratan yang kita mintakan, sehingga keduanya terpaksa harus gugur,” kataya, Minggu (27/01) kemarin.

Menurut Wongkar, dengan gugurnya Maringka dan Katuche, maka tinggal ada 13 nama bakal CabupCawabup yang masuk tahapan penyaringan untuk selanjutnya mengerucut pada dua pasangan bakal Cabup-Cawabup yang akan dikirim ke DPP PDIP. Ditanya kapan penyaringan ini akan dimulai bahkan bisa dirampungkan dan menghasilkan dua pasang bakal Cabup-Cawabup, menurut Wongkar, diupayakan pekan ini. “Yang pasti (penyaringan) kita mulai minggu berjalan ini. Soal kapan selesainya dan mengerucut di dua pasang bakal Cabup-Cawabup, akan kita bicarakan bersama tim penyaringan,” pungkas Sekretaris DPD PDIP Sulut ini.
Diketahui, ada 18 bakal Cabup-Cawabup yang mendaftar di PDIP agar dapat diusung sebagai Cabup-Cawabup di Pemilukada Mitra. Dari 18 bakal Cabup-Cawabup itu, hanya ada 15 saja yang mengembalikan formulir/berkas pendaftaran.

Sumber

Ditemukan, Cara Mencegah Kematian Akibat AIDS

Virus HIV masih menjadi momok yang mematikan. Namun, baru-baru ini, ilmuwan mengupayakan modifikasi genetik untuk mengurangi risiko penyakit ini. Benarkah?

Upaya modifikasi yang dimaksud dapat menciptakan sel yang tahan terhadap dua jenis ancaman virus HIV, dan mencegah pengembangan virus tersebut.

Hal ini merujuk pada studi yang baru-baru ini dirilis oleh para peneliti di Stanford University School of Medicine dan University of Texas di Austin, AS.

Para peneliti menggunakan metode yang dikenal sebagai penyusunan sifat yang dimaksudkan untuk menyusupkan serangkaian gen resisten HIV ke dalam sel T.

Sel T merupakan sel kebal yang disasar oleh virus HIV. Sel ini berfungsi memblokir infeksi pada beberapa tahapan dan memberikan perlindungan dari dua virus utama HIV, yaitu CCR5 dan CXCR4.

"Kami menonaktifkan gen CCR5, dan menyusupkan tiga gen tambahan," jelas Dr Matthew Porteus, profesor pediatrik di Stanford sekaligus kepala riset ini, kepada ABC News, 29 Januari 2013.

"Ketika sel-sel memiliki keempat sifat, setelah 25 hari, kami menemukan bahwa sel-sel tersebut benar-benar resisten terhadap kedua jenis virus HIV," tambahnya.

Salah satu tantangan utama untuk menjinakkan HIV adalah tingkat mutasi virusnya yang tinggi. Sebab itu, pasien harus menggunakan campuran koktail obat-abatan, yang dikenal sebagai terapi antiretroviral (ART), untuk melawan virus pada sejumlah tahap yang berbeda.

"HIV bisa berubah-ubah," kata Sara Sawyer, asisten profesor genetika molekuler dan mikrobiologi dari University of Texas di Austin. "Sehingga, satu obat saja tidak akan bekerja dengan baik. Itulah kenapa pasien HIV diberi obat sekaligus," tandasnya.

Sel-sel T yang telah direkayasa mengandung koktail lantas diberikan kepada pasien HIV. Dengan sel T, sistem kekebalan tubuh pasien akan resistan terhadap virus HIV. Sedangkan, sel yang tidak resisten akan terbunuh oleh virus HIV.

"Metode ini akan membentengi runtuhnya sistem kekebalan tubuh, dan infeksi sekunder yang akhirnya menimbulkan AIDS," tutur Sawyer.

Langkah selanjutnya, sel-sel T yang sudah dimodifikasi ini perlu diuji pada hewan untuk memastikan apakah sel tersebut tetap resisten terhadap virus dalam jangka waktu yang lama.

Langkah ini harus ditempuh sebelum metode ini mendapat persetujuan uji klinis oleh Food and Drug Administration di AS, yang bisa memakan waktu 3-5 tahun.

"Untuk mengembangkan metode baru, Anda harus optimis," kata Porteus. "Temuan dalam penelitian ini adalah bukti dari sebuah konsep. Kami telah membuktikan metode ini bisa bekerja," pungkasnya.

Sumber