Kamis, 17 Januari 2013

Sebagian Petuah & Rahasia kaum Tountemboan

*22.SARANA RITUAL”*

PA -LUKUT-AN
Pa-lukut-an adalah istilah untuk orang sakti yang memiliki talenta istimewa, bahkan dipilih oleh Amang Ka-suru-an, Roh-roh serta Jiwa- jiwa dan para Apo’-apo’ yang sudah hidup di Ka-senduk-an , untuk dijadikan sebagai terminal perantara, medium atau tempat perhentian atau berdiam sementara serta sarana komunikasi untuk penyaluran dan penyampaian pesan - pesan dan petunjuk serta perintah atau maksud - maksud tertentu dari Amang Ka-suru-an, Roh - roh, Jiwa – jiwa serta para Apo’ - Apo’.
Orang - orang yang menjadi terminal komunikasi antara Amang Ka-suruan, Roh-Roh dan Apo’- apo’ dengan manusia adalah para Wali’an , Tona’as atau orang sakti yang terpilih atau memiliki talenta sebagai PA-LUKUT-AN (tempat untuk duduk atau berdiam).
Biasanya kedatangan Amang Ka-suru-an, Roh-roh atau Jiwa -jiwa atau Apo’- apo’ adalah secara spontan atau tiba - tiba tanpa ada tanda - tanda atau pemberitahuan sebelumnya , tetapi seringkali juga dipanggil oleh para Wali’an atau Tona’as apabila ada sesuatu hal yang sangat penting atau sangat mendesak untuk segera diselesaikan .
Pemanggilan Amang Ka-suru-an, Roh - roh dan Jiwa-jiwa atau Apo’- apo’ dilakukan dengan upacara ritual sesuai dengan kebiasaan dan adat istiadat para leluhur.
Amang Ka-suru-an, Roh- roh atau Jiwa- jiwa atau Apo’-apo’ yang datang lu-mukut pada orang sakti akan masuk secara gaib dalam sukma dari si pa-lukut-an.
Setelahl masuk dan merasuk jiwa dan sukma si pal-ukut-an , maka si pa-lukut-an pun memperlihatkan hal- hal yang aneh karena kesurupan , sambil melompat- melompat atau menari -menari atau berlenggang lenggok serta gemetaran , ia komat kamit dan mulai berkata- kata dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh orang sakti atau orang pintar.
Pesan serta petunjuk yang disampaikan dalam bahasa rahasia atau bahasa isyarat diterjemahkan oleh orang sakti atau orang pintar yang mengerti serta tahu menerjemahkan.

Dalam keadaan istimewa, bahasa yang keluar dari mulut Pa-lukut-an, dapat dimengerti oleh semua orang.

PA-TEKA’AN
Pa-teka’an adalah istilah untuk orang sakti yang didatangi oleh Amang Ka-suru-an, Roh -roh atau Jiwa-jiwa serta Apo’-apo’ yang seakan - akan hinggap atau mampir dan menggunakan orang yang dihinggapi sebagai perantara untuk menyampaikan maksud kepada yang dituju (sifatnya hampir sama dengan pa-lukut-an, tetapi bedanya terletak pada waktu dan frekwensi terjadinya “‘teka’an” itu tidak tetap dan “teka’an” itu dapat berlaku pada siapa saja yamg mau didatangi oleh Amang Ka-suru-an, Roh-roh atau Jiwa-jiwa atau Apo’-apo.
Bahasa yang biasanya digunakan oleh Amang Ka-suru-an, Roh -roh atau Jiwa-jiwa serta Apo’-apo’ yang “tumeka’” adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang.
PA-TEKA’AN secara harafia artinya (tempat berhinggap).

KI-NE’KEP
Artinya “dipeluk” dan diartikan juga kedatangan atau kesurupan makluk halus atau roh atau jiwa dari seseorang yang sudah meniggal.
Mahluk halus atau roh atau jiwa yang datang itu masuk kepada siapapun yang ingin didatangi atau dipegang atau di peluk oleh roh atau jiwa itu, walaupun yang bersangkutan tidak menginginkannya.
Adapun makhluk halus atau roh atau jiwa yang masuk dalam tubuh orang yang didatangi, biasanya ingin menyampaikan keinginan atau keluhan atau perhatian atau pelalyanan, bahkan permintaan balas dendam, atau sesajen, serta perlakuan istimewa bagi arwah atau pusaranya.

MEDIUM
Medium adalah upacara ritual untuk mengundang arwah atau jiwa yang sudah meninggal.
Perlengkapan yang harus disediakan a.l. tepung, lilin, kemenyan, sirih, pinang, sesajen, koro’bar, dll.

MA-UBAT
Ma-ubat adalah panggilan untuk dukun yang dapat menyembuhkan penyakit luar dalam.


MA-ALAB
Ma-alab adalah sebutan untuk dukun yang ahli menyingkirkan atau menghilangkan gangguan roh-roh jahat, dengan cara mengambil racun atau penyakit yang dikirim dalam tubuh manusia oleh roh jahat dengan cara-cara mistik dan gaib, maupun gerakan-gerakan dan sentuhan jamahan yang aneh serta komat-kamit bahasa rahasia.

MA-LEME’
Ma-leme’ adalah orang yang memiliki keahlian untuk mengobati penyakit rohani dan jasmani, lahir dan bathin, pengobatan dilakukan dengan tindakan serta gerakan-gerakan ritual, mistik dan gaib, maupun mantera dan komat kamit dengan bahasa rahasia .

MA-URU
Ma-uru adalah sebutan untuk ahli pijat tradisional yang dapat menyembuhkan sakit keseleo, pata tulang , sakit otot dll.
Dengan cara memijat sambil menggunakan minyak khusus untuk urut dan pijat.

MA-ANGKAY
Ma-angkay adalah dukun yang ahli menyingkirkan dan menghilangkan penyakit atau racun yang dikirim orang didalam tubuh manusia atau rumah serta tempat tertentu termasuk kebun, peralatan atau benda apapun , dengan cara mistik dan gaib.

PA-SA’KET-AN
Pa-sa’ket-an artinya “kiasan” , pelampiasan atau perbuatan seakan - akan melakukan sesuatu yang sebenarnya, tetapi sebenarnya hanya sebagai ungkapan, kiasan atau pelampiasan.
Contoh :
Bila seseorang digigit oleh ular berbisa “ka-luma’an” di bagian tangannya, maka seharusnya tangannya harus dipotong supaya racun tidak menjalar kebagian tubuh lainnya, tetapi dengan melakukan “su-ma-ket” mengambil sepotong kayu atau bambu, lalu bambu atau kayu tersebut dipotong seakan-akan tangan yang dipotong dengan menggunakan mantera atau bahasa doa rahasia yang khusus digunakan untuk su-ma’ket, maka racun tidak akan menjalar kebagian tubuh yang lain.
Bambu dan kayu yang digunakan disebut “si-na’ket-an”, dijadikan “pa-sa’ket-an”.

TA-WA’ANG
Ta-wa’ang adalah sejenis tanaman yang digunakan sebagai sipat tanah atau kebun atau halaman.
Menurut kepercayaan orang Kiowa , ta-wa’ang digunakan oleh Tu’ur e Tuama, sebagai tanda ikatan cinta kasih dengan Amut e We-wene.

SARAW
Saraw adalah sejenis tanaman yang batangnya menyerupai rotan dan dapat digunakan sebagai .
Orang Kyowa percaya bahwa saraw digunakan oleh Amut e We-wene sebagai tanda ikatan cinta dan kasih dengan Tu’ur e Tuama.

MA-TENGA’
Ma-tenga’ atau makan sirih pinang adalah adat kebiasaan leluhur yang dijadikan sebagai pelengkap dalam suatu acara menjamu seorang tamu, pesta, kenduri dan acara ritual maupun adat.

TENGA’
Tenga’ atau pinang adalah pelengkap keperluan upacara ritual dan digunakan juga oleh dukun sebagai bagian sesajen.

LALAY
LALAY sejenis tumbuhan dengan buah untuk keperluan TU-MENGA’ serta keperluan ritual dan obat-obatan.

KO-RO’BAR
Ko-ro’bar adalah pelepah mudah daun pinang yang digunakan sebagai .
Ko-ro’bar juga digunakan sebagai pembungkus atau dijadikan sarung untuk keperluan pengisian obat atau makanan dll.

APU
Apu adalah sejenis kapur putih yang dibuat dari bia atau kerang dan digunakan sebagai .

KERI’IT
Keri’it atau jahe ada dua jenis: yaitu KERI’IT REINDANG dan KERI’IT KULO’.
- Keri’it digunakan untuk obat dan rempah-rempah, wangi-wangian serta keperluan ritual.
- Keri’it kulo’ digunakan pula untuk keperluan dan kebutuhan lainnya, antara lain obat batuk.

SUKUR
Sukur sejenis jahe yang digunakan untuk obat terutama sebagai penangkal angin jahat atau pengusir racun dan penyakit apapun, antara lain obat perut, keperluan ritual dll.

WOWANG
Wowang atau bawang putih digunakan untuk obat-obatan, bau-bauan dan keperluan ritual.

SOLO
Solo atau minyak dibuat dari santan kelapa atau beberapa jenis buah atau tanaman yang mengeluarkan minyak .
Solo digunakan untuk obat-obatan, lampu penerangan, minyak goreng, masakan dan keperluan ritual dan kebutuhan lainnya.

RANO
Rano atau air digunakan untuk diminum baik untuk pelepas dahaga, juga untuk obat penyembuh penyakit, kebersihan, mandi, masakan, keperluan ritual dan kebutuhan lainnya.

RU’I
Ru’i atau tulang binatang apapun dijadikan ramuan obat dan keperluan ritual.

AMUT
Amut atau akar tanaman, pohon atau rumput dijadikan “pa-kerut-en” untuk ramuan obat dan keperluan ritual.

TE-TEMBUR
Te-tembut atau kemenyan dijadikan pengusir jin atau setan serta roh-roh jahat dan keperluan ritual.

SA’KETA/JARAK
Sa’keta dijadikan penangkal racun, menghancurkan dan melenyapkan kekebalan musuh hanya dengan , pemagar halaman supaya tidak dimasuki iblis atau roh jahat, dijadikan obat untuk bermacam-macam penyakit serta pa-sa’ket-an serta kebutuhan lainnya termasuk ritual

TURI
Turi dijadikan pelembab dan obat untuk orang yang baru bersalin serta keperluan ritual.

PONDANG
Pondang dijadikan rempah-rempah serta bahan obat serta keperluan ritual.

LALAI-NA WELAR
Lalai-na welar dijadikan obat panas dan penyakit lainnya serta keperluan ritual.

KA-LUNTAY
Ka-luntay dijadikan obat serta pengusir ular dan roh-roh jahat, serta keperluan ritual.

SEREWUNG
Serewung dijadikan obat kuat dan penyembuh penyakit-penyakit tertentu serta keperluan ritual.

TUNDAG
Tundag dijadikan rempah - rempah serta sayur dan keperluan ritual.

KU-KURU
Ku-kuru dijadikan rempah-rempah serta obat, wangi-wangian dan keperluan ritual (ku-kuru kulo’ wo ku-kuru reindang).

SALIMBATA’
Salimbata’ dijadikan rempah - rempah serta obat batuk, wangi-wangian dan keperluan ritual.

KUTU IN SAKIT
Kutu in sakit adalah pertanda bahwa ada keluarga sangat dekat akan meninggal.
Seseorang dalam rumah dapat dipenuhi kutu-kutu dirambut sebagai pertanda atau alamat buruk tentang adanya kedukaan.

PE-LUWA’ I ASU
Apabilall seekor anjing muntah didepan pintu, itu pertanda ada orang yang akan sakit keras atau meninggal didalam lingkungan keluarga.

TOYA’ANG MA-TUWENG
Apabila seseorang anak suka berjongkok sambil melihat diantara kaki kearah belakang, itu adalah pertanda ibunya akan hamil lagi dan ia akan memperoleh adik lagi.

TA’AR WO A’ATOR-EN WO PE-PE’DIS

TIYO’O MA-EMA’ ING KA-WENDU-AN I CAKELE TOUW, SA RA’ICA MA-SALE’ MA-KERE KA-WENDU-AN, AM-PA’PA’AN SI “WE-WENDU MA-PENDAM ING KA-WENDU-AN” SA-




Jangan mencabut nafas sesama,kalau tidak ingin nafas sendiri dicabut, sebab nafas kehidupan dijaga oleh “pemberi nafas kehidupan”, apalagi hanya dia yang dapat mencabut nafas seseorang, begitu pula siang malam dia mendengarkan nafas masing-masing, siapa yang mengambil nafas seseorang, maka nafasnya diambil untuk menggantikan nafas yang diambilnya.

WA’AR
WA’AR adalah permohonan izin secara halus dengan mendehem

SU-MOMOY
Su-momoy adalah bahasa halus untuk buang air besar.

TU-MIYA’ PORAK KU-MA’PA UTER
Tu-miya’ porak ku-ma’pa uter adalah bahasa halus atau kiasan untuk buang air besar dan air kecil.

ME’ILONG WO MI’PI’
Me’ilong wo mi’pi adalah bahasa kasar yang sama dengan berak dan kencing.

TIYO’O MA-KELAR AM-BISA-WISA atau jangan buang lendir dimana-mana karena tidak sopan dan tidak sehat.

TIYO’O MA-RURA’ AM-BISA-WISA artinya jangan buang ludah dimana saja sebab tidak sopan dan tidak sehat.

KAROT I NENDA’
Karot i nenda im bua’na ing kama adalah bersumpah dengan goresan darah yang berasal dari jari tangan, yang dilakukan untuk menyatakan kesungguhan serta sumpah dan janji setia serta ikatan persaudaraan yang tidak dapat dibatalkan.







TA’UN“TA’UN” artinya “TAHUN”
Satu tahun (sanga ta’un) terdiri dari 1x... bulan (sanga pulu’ tu-mela’uw ... nga- serap}.

SATU BULAN (sanga serap) terdiri dari 27 hari (sanga serap pute won dua nga-pulu’ tu-mela’uw pitu ngando).

Satu tahun sama dengan 3xx hari ( sanga ta’un pute won telu nga-atus wo ...nga-pulu’ tu-mela’uw esa ngando).

Perhitungan jumlah hari didasarkan pada rata-rata kurang lebih adanya cahaya bulan, mulai dari bulan baru sampai bulan mati.










(3). SIOUW TI-TIMBOY-AN ING KA-TOUW-AN

I. KA -TOUW-AN (HIDUP) :

Ka-touw-an ka-ure-ure ( hidup kekal)
Ka-touw-an ca-wana ka-siwak-an (hidup tak terbatas)
Ka- touw-an su-miwak (hidup terbatas)

II. KA-WASA (KUASA) :

Ka-wasa i mu’kur wo si lungus wo si aseng :
KA-WASA I MU’KUR (kuasa roh) :
mu’kur ka-ure-ure (roh kekal)
mu’kur ca-wana ka-siwak-an (roh terbatas)
mu’kur ma-siwak (roh yang dapat mati).
ka-wasa i lungus (jiwa)
ka-wasa i aseng (nyawa)

KA-WASA I A’AS (akal budi) :
e’endam (indera)
a’awon (karsa)
re-reka-en (kreasi)

KA-WASA I A’ATA’( GAYA) :
e’eter (kemampuan)
keter (kekuatan)
e’eter (tenaga)


III. E’EMA’AN (CIPTAAN) :

pa-pe’ilek-en (kelihatan)
touw, aloa, ti-nanem (manusia, binatang, tumbuhan).
tana’, rano, langi, roar, ka-yo’ba’an (tanah, air, langit, alam, jagad raya.)
.a-apa-an ( benda, zat , dll.)
ca-pa-pe’ilek-en (tak kelihatan)
reges (angin)
eges (udara)
oras (musim)
pa-reka--rekan (semu)
wuni (mahluk halus)
eli’ (benda-benda magis)
limbawa (fata morgana)

IV. PA-EMAN-EN (KEPERCAYAAN)

e’eman-en (keyakinan)
a’aram-en (tradisi)
u’utur-en ( legenda)

V. SI-SIGIL-EN (ANALISA)

o’owon (mythos)
u’us (logos)
I-ile’en (realita)


VI. U’SI Y-EN (AJARAN)

aram (budaya)
re-reka’en (rekayasa)
a’andey-an (ilmu)
e’eilek-en (pengetahuan)
tu-turu’en (pendidikan)
ukung (hukum) :
a’ator-en (aturan)
adat (etika)
e-eri-en (moralitas)

VII. RE-RE’NAS-EN (KEBIJAKSANAAN)

e-eren-an (jeli)
re-reka-an (kreatip)
e’ero’an (dinamis)

VIII. MA-ANDO (SOLIDARITAS/KEBERSAMAAN)

ticoy ing to-touw-an (pola hidup)
ki’i-ki’t-an (kepemimpinan)
i’ico-an won u’uwa’an (usaha dan produksi)
mem-palus-an
men-sen-sembong-an
men-san-sawang-an
men-sun-sule-an
men-tun-tulung-an
mem-pom-popo-an
mem-pom-pokey-an
men-sun-suli’an
men-ton-tolic-an
mem-bem-bean
me-upu-upus-an
me-lelo-lelo-an
men-tan-ta’ney-an
mem-pam-pa’ando-an
me-lupu-lupu-an
mem-bem-berot-an
me-san-sakey-an
mem-bum-buleng-an
men-tenteng-tenteng-an
mem-bim-bio-an
me-aki-akin-an
mem-bom-boko’an
mem-bam-bali-an
men-tun-turu’an
meng-genang-genang-an
me-aru-aruy-an
men-san-sale’an
men-ton-to’or-an
mem-bem-beteng-an
dll.


IX. KA-SENDUK-AN (PARADISO)

ka-aruy-an (kemakmuran)
tu-tumbi’an (keadilan)
ka-elur-an (kebahagiaan) :
aler (aman)
aruy (damai)
elur (sentosa)


Sumber

Peranan Kawanua/Tou Minahasa dalam Perang Kemerdekaan RI

PERANAN KAWANUA / TOU MINAHASA DALAM PERANG KEMERDEKAAN INDONESIA
Oleh Bodewyn Grey Talumewo

Manado - ©2006-2009

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob RatuLangie (Sam Ratulangi)
Pahlawan Nasional Indonesia
TTL : Tondano, 5 November 1890
TTM : Jakarta, 30 Juni 1949
Ia adalah tokoh utama Minahasa abad ke-20. Merupakan orang Indonesia pertama yang meraih doktor dalam ilmu pasti dan alam. Menerbitkan majalah National Comentaren serta menjadi redakturnya tahun 1938-1942 yang terkenal, dan dengan tulisannya mempengaruhi golongan intelektual agar cinta tanah air. Pendiri partai Persatuan Minahasa lalu menjadi Sekretaris Minahasaraad. Saat menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat Hindia-Belanda) mewakili Minahasa, ia sering mengucapkan pidato yang mengecam politik pemerintah Hindia Belanda. Karena sikap non-koperatifnya, ia ditangkap pemerintah Hindia-Belanda pada Januari 1941. Baru dibebaskan saat Jepang menduduki Indonesia.
Aktivitas politiknya semakin hebat menjelang dan sesudah kemerdekaan RI. Duduk sebagai anggota PPKI kemudian pada 18 Agustus 1945, kemudian diangkat jadi Gubernur pertama Provinsi Sulawesi di Makassar. Om Sam ditangkap Belanda dan dibuang ke Serui dan Biak Papua pada 5 April 1946. Tapi di tempat pembuangan ia melatih para kader nasionalis Papua. Pada Agustus 1948 ia dibebaskan dan kembali Yogya. Pada Desember 1948 ia dan para petinggi RI ditangkap saat Agresi Militer Belanda ke-2. Ia meninggal dunia karena sakit dengan status sebagai seorang tahanan musuh (Belanda).

Lambertus Nicodemus Palar
(Babe Palar / Nico Palar)
TTL : Rurukan – Tomohon, 5 Juni 1900
TTM : Jakarta,
13 Februari 1981
Setelah Perang Dunia II berakhir, menjadi anggota Parlemen Kerajaan Belanda Tweede Kamer di Fractie Social Demokratisch Arbeiders Party. Saat pecah perang antara tentara NICA Belanda dengan pejuang kemerdekaan RI, ia menuju Indonesia dan mengundurkan diri dari anggota Parlemen Belanda tahun 1947, lalu diangkat oleh Pemerintah RI menjadi Juru Bicara RI di PBB pada 1947-1950. Nico memperjuangkan kedaulatan Kemerdekaan Indonesia di depan Dewan Keamanan PBB. Tahun 1950-1953 diangkat jadi Wakil Tetap RI yang pertama sebagai Duta Besar Luar Biasa & Berkuasa Penuh (Dubes) untuk PBB. Tahun 1953-1956 diangkat menjadi Dubes RI untuk India. Tahun 1956 menjadi Dubes RI untuk Jerman Barat dan juga Uni Sovyet. Tahun 1957-1962 diangkat menjadi Dubes RI untuk Kanada. Tahun 1962-1964 diangkat untuk kedua kalinya sebagai Wakil Tetap Republik Indonesia di PBB sampai RI menarik diri dari keanggotaan PBB pada tahun 1964, kemudian tahun 1964-1967 menjadi Dubes RI untuk Amerika Serikat. Ditawari oleh universitas swasta di Amerika Serikat sebagai Guru Besar (Profesor) dan diterimanya serta mengajar selama beberapa tahun.

Mr. Alexander Andries Maramis (Alex)
TTL : Paniki Bawah – Manado, 20 Juni 1897
TTM : Jakarta , 31 Juli 1977
Tahun 1945 menjadi anggota BPUPKI kemudian menjadi PPKI dalam Panitia 9 dan menandatangani Piagam Djakarta yang kontroversial itu. Dalam Kabinet Presidensial Pertama ia jadi Menteri Negara Kabinet RI pertama antara 19 Agustus 25 September 1945, Menteri Keuangan kedua sejak 25 September 1945. Tahun 1947 dalam Kabinet ke-5 RI (Kabinet Amir Sjarifuddin I) sebagai Menteri Keuangan mewakili PNI. Tahun 1947-1948 dalam Kabinet ke-6 RI (Kabinet Amir II) juga sebagai Menteri Keuangan mewakili PNI. Tahun 1948-1949 dalam Kabinet Hatta Pertama (Presidentil Kabinet) jadi Menteri Keuangan. Tahun 1948-1949 saat Agresi Militer Belanda ke-2 duduk dalam Kabinet Darurat Pemerintah Darurat RI (PDRI) sebagai Menteri Luar Negeri. Tahun 1949, jadi Dubes di Filipina, lalu jadi Dubes di Jerman Barat 1953, terakhir jadi Dubes di Moskow 1955. Pensiun tahun 1958 dan menetap di Swiss.

Mr. Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu (Arnold)
TTL : Manado, 4 Desember 1896
TTM : Jakarta, 5 September 1983
Dikenal anti-Belanda & buronan pemerintah kolonial. Jadi aktivis Jong Minahasa 1919-1920 & Jong Celebes 1927, partai Persatuan Minahasa 1927-1930. Pada 1947-1949 jadi Anggota Parlemen NIT (Ketua Fraksi Progresif). Memprakarsai dan memimpin Goodwill Mission Parlemen NIT ke Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia Serikat (menyebabkan NIT bubar dan bergabung dengan NKRI). Pada bulan Desember 1949–1950 menjadi Menteri Penerangan Kabinet RIS (Pertama & Terakhir), tahun 1951-1952 menjadi Menteri Penerangan Kabinet Sukiman-Suwirjo, dilanjutkan tahun 1952-1953 sebagai Menteri Penerangan pada Kabinet Wilopo. Tahun 1953-1955 jadi Dubes RI di Beijing Cina, lalu 1956-1959 sebagai Anggota Konstituante RI. Jadi Rektor Universitas Hasanuddin 1960-65 dengan gelar Guru Besar (Profesor) & mendirikan beberapa fakultasnya. Jasanya yang terbesar dalam revolusi Indonesia adalah perang urat saraf dengan pegawai tinggi Hindia Belanda.

Arie Frederick Lasut
Pahlawan Nasional Indonesia
TTL : Kapataran – Tondano, 6 Juli 1918
TTM : Pakem – Yogyakarta, 7 Mei 1949
Jadi salah satu pimpinan laskar KRIS Yogya, sebagai Komandan Kompi Berdiri Sendiri dalam Brigade XVI/ KRU X. Pada 16 Maret 1946 dalam usianya ke-28 tahun, diserahi tugas sebagai Kepala Jawatan Tambang dan Geologi RI di Bandung. Waktu itu pihak Belanda ingin menguasai dokumen dan data tentang masalah pertambangan dan geologi di Indonesia. Arie diancam agar menyerahkan dokumen itu. Karena tidak berhasil, pihak Belanda mengubah taktik dengan membujuk dan menjanjikan pangkat tinggi serta gaji besar. Inipun tidak berhasil. Ia berpindah-pindah tempat, terakhir ke Yogya. Ketika Belanda menduduki Yogya tahun 1949, ia ditangkap dan dibawa ke desa Pakem di utara Yogya. Seregu tembak KNIL mengeksekusinya tanggal 7 Mei 1949.

Mayjen Hein Victor Worang (Kembi)

Komandan Batalyon Worang
TTL : Tountalete – Tonsea, 12 Maret 1919
TTM : Jakarta, 13 Februari 1982
Tahun 1945 Kembi Worang menjadi kepala pasukan dalam Pemuda RI Sulawesi (PRI-SAI). Pada Oktober 1945 PRI Barisan Istimewa dibentuk dengan pemimpin antara lain Worang. Pasukannya bertempur di Jawa Timur melawan Inggris dan NICA Belanda. Tahun 1949 ia memimpin batalyon sendiri (berpangkat Mayor). Pada Mei 1950 membantu Batalyon 3 Mei mencegah Sulut bergabung dengan NIT & pengaruh NICA. Bulan September 1950 pasukannya berangkat ke Ambon menumpas gerakan Republik Maluku Selatan. Tahun 1953-1954 membersihkan gerakan pemberontak Darul Islam DI/TII di Sulawesi Selatan.

Mayor Daniel Elias Mogot (Daan Mogot)
Pendiri / Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang
TTL : Manado, 28 Desember 1928
TTM : Tangerang, 25 Januari 1946
Daan Mogot masuk PETA dengan memalsukan umurnya (14 tahun) tahun 1942, lalu jadi pelatih anggota PETA di Bali & Jakarta. Seusai Perang Dunia II, ia menjadi Komandan TKR di Jakarta berpangkat Mayor. Bulan November 1945 jadi pendiri dan Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang (MAT) berusia 17 tahun. Gugur di Hutan Lengkong bersama 36 orang lainnya dalam pertempuran saat melucuti senjata tentara Jepang di tangsi mereka di hutan Lengkong – Tangerang.

Kolonel TNI Alexander Evert Kawilarang (Alex)
Panglima Divisi Siliwangi & Indonesia Timur
TTL : Meestercornelis Batavia, 23 Feb 1920
TTM : Jakarta, 6 Juni 2000
Pada 1945 jadi opsir penghubung dengan pasukan Inggris di Jakarta berpangkat Mayor (berusia 25 tahun). Menjadi Kepala Staf Resimen Bogor - Divisi II Jawa Barat berpangkat Letkol. Tahun 1946 jadi Komandan Resimen Infanteri Bogor. Sejak Agustus 1946-1947 jadi Komandan Brigade II/Suryakencana di Sukabumi – Bogor. Tahun 1948-1949 jadi Komandan Brigade I/Divisi Siliwangi, menjadi Komandan Sub Teritorium VII/Tapanuli. Pada 1949-1950 jadi Gubernur Militer Aceh & Sumatera Utara, lalu jadi Komandan Territorium I/Sumut berpangkat Kolonel (usia 29 tahun). Tahun 1950 jadi Panglima Tentara & Territorium I (TT-I)/Bukit Barisan di Medan. Sebagai Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi di Indonesia Timur sejak 15 April 1950. Tahun 1950-1951 jadi Panglima Komando TT-VII/Indonesia Timur di Makassar. Tahun 1951-1956 menjadi Panglima Komando TT-III/Siliwangi di Bandung dan tahun 1956-1958 menjadi Atase Militer RI di Washington, DC. AS berpangkat Brigjen (lokal).

Kolonel Jacob Frederik Warouw (Joop)
Panglima TT-VII/Wirabuana
TTL : Batavia, 8 September 1917
TTM : Tombatu, Oktober 1960
Tahun 1945 menjadi Wakil Pimpinan Bagian Pasukan PERISAI (Pemuda RI Sulawesi) merangkap Kepala Barisan PRI Sulawesi (PERISAI) bulan Oktober 1945, lalu jadi salah satu Komandan Barisan Istimewa PERISAI. Tahun 1946 jadi Kepala Staf Divisi VI Tentara Laut RI (TLRI) di Lawang-Jawa Timur berpangkat Letkol (berumur 28 tahun). Pada 1946-1948 menjadi Wakil Komandan/Kepala Staf ALRI Pangkalan X di Situbondo Jatim (ex Divisi VI ALRI). Tahun 1948-1950 Komandan Brigade XVI di Yogyakarta. Tahun 1950-1952 sebagai Komandan Komando Pasukan (Kompas) B – Sulut & Maluku Utara di Manado, lalu jadi Komandan Kompas D – Maluku Selatan di Ambon, serta Komandan Kompas A – Sulsel di Makassar. Tahun 1952-1953 jadi Kepala Staf TT-VII/Indonesia Timur. Tahun 1954-1956 Panglima TT-VII/Wirabuana berpangkat Kolonel. Tahun 1956-1958 sebagai Atase Militer – Kedubes RI di Beijing Cina.

Letkol Herman Nicolas Ventje Sumual
Komandan KRIS Yogyakarta
TTL : Remboken/Minahasa, 11 Juni 1923
Tahun 1945-1948 jadi perwira penghubung KRIS di Jakarta. Setelah pindah di Yogyakarta, jadi Pucuk Pimpinan Laskar "KRIS" di sana. Jadi perwira Staf Brigade-XII (ex Laskar KRIS) di Yogya. Tahun 1948-1950 jadi Kepala Staf KRU-X (ex Brigade XII). Tahun 1948 jadi Kepala Staf Brigade-XVI (ex KRU-X) di Yogya. Tahun 1949 jadi Komandan SWK-103A/WK-III di Yogya. Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, sebagai Komandan SWK-103A/Yogyakarta Barat WK-III, memimpin serangan dari arah barat serta berhasil menyerang markas besar tentara Belanda (T-Brigade) di tengah kota Yogya. Menjadi perwira Komando Pasukan Sulut & Maluku di Manado, lalu menjadi Komandan Kompas B SU-MU di Manado (RI-24). Tahun 1952-1953 menjadi Kasi-I Inspektorat Infanteri AD di Bandung, tahun 1953-1956 menjadi Komandan Latihan & Inspektur Pendidikan di Bandung.

Robert Wolter Mongisidi (Bote)
Pahlawan Nasional Indonesia
TTL : Malalayang, 14 Februari 1925
TTM : Makassar, 5 September 1949
Tahun 1945 jadi Sekretaris LAPRIS (Laskar Pejuang Republik Indonesia Sulawesi) di bawah pimpinan Ranggong Daeng Romo. Dua kali tertangkap oleh NICA, pertama bulan Februari 1947, namun berhasil melarikan diri dari penjara. Oktober 1947 tertangkap lagi. Pahlawan Sulsel asal Bantik ini ditembak mati di hadapan regu tembak tentara NICA-KNIL dalam umur 24 tahun. Di dalam Alkitab yang dipegangnya ada kertas bertulis “Setia hingga terachir didalam kejakinan” tertanggal 5 September 1949.

Letkol Charles Choesoy Taulu (Chalie)
Pahlawan Peristiwa Merah Putih 1946
TTL : Kawangkoan, 20 Mei 1909
TTM : Jakarta, 20 Mei 1969
Setelah Jepang kalah perang, ia melanjutkan dinasnya di dalam KNIL pada tanggal 12 Oktober 1945 setelah Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) mengambil alih kekuasaan. Saat itu ia berpangkat Furir di kesatuan KNIL Kompi VII di Manado. Pada 14 Februari 1946 menggerakkan anggota KNIL yang pro-RI untuk menguasai Tangsi KNIL di Teling Manado dan mengadakan kudeta. Pagi dan siang harinya diadakan perebutan kekuasaan di beberapa kota di Minahasa. Kemudian diangkat menjadi Komandan Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara (TRISU). Kekuasaan orang-orang Merah Putih ini hanya bertahan selama 25 hari hingga 11 Maret 1946 & NICA berkuasa kembali di Minahasa akibat pengkhianatan serta jebakan licik Belanda.

Bernard Wilhelm Lapian
Pahlawan Peristiwa Merah Putih 1946
TTL : Kawangkoan, 30 Juni 1892
TTM : Jakarta, 5 April 1977
Tahun 1933 jadi pendiri KGPM, sebuah gereja berpaham nasionalis. Jadi anggota Minahasaraad lalu Volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda). Tahun 1945 jadi anggota Panitia Badan Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (BPPKI) di Tondano. Tahun 1945-1946 menjadi Kepala Distrik Manado. Dalam Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 diangkat menjadi Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara (Keresidenan Manado, meliputi Sulawesi Utara & Tengah). Tahun 1951-52 jadi Acting (pejabat) Gubernur Sulawesi di Makassar.

Letkol Adolf Gustaaf Lembong
TTL : Ongkau, Minsel,19 Oktober 1910
TTM : Bandung, 23 Januari 1950
Tahun 1943 ia pergi ke Filipina menjadi anggota pasukan sekutu ABDA (American, British, Dutch, Australia) berpangkat Letnan & bergerilya di hutan. Tahun 1947 dengan pangkat Kapten tentara sekutu menuju Jawa Timur & diserahkan kepada NICA lalu diturunkan pangkat jadi Letnan. Bergabung dengan Laskar KRIS. Tahun 1948 diangkat jadi Komandan Brigade XVI/Pasukan Seberang berpangkat Letkol. Ia sempat ditawan oleh Belanda di Ambarawa. Ia dipanggil Mabes TNI untuk menyusun rencana organisasi militer TNI karena ia berpengalaman di Filipina sebagai tentara sekutu untuk pendidikan setingkat kompi.Mendapat promosi untuk jadi Atase Militer RI di Filipina karena latar belakangnya saat Perang Dunia II di sana. Sebelum itu ia diangkat sebagai Kepala Bagian Pendidikan Militer TNI-AD di Bandung. Ia tak sempat memegang jabatan itu karena sekitar seribu tentara APRA pimpinan Westerling menyerbu Bandung dan membantai beliau saat berada di kantornya di Markas Staf Kwartier Siliwangi.

Personalia Kawanua (Tou Minahasa) dlm Kabinet RI 1945-2014

PERSONALIA KAWANUA
( TOU MINAHASA )
DALAM KABINET NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945-2014

Oleh Bodewyn Grey Talumewo
www.bode-talumewo.blogspot.com


Tomohon – Manado
©2006-2009

Tou Minahasa (Kawanua) yang pernah menjadi menteri dlm kabinet RI :
1. Mr. Alexander Andries (Alex) Maramis (Tonsea)
2. Ir. Herling Laoh (Sonder)
3. Frits Laoh (Sonder)
4. Mr. Arnoldus Isaac Zacharias (Arnold) Mononutu (Tonsea/Minut)
5. Frans Ferdinand (Nyong) Umbas (Kawangkoan)
6. Gustaaf Adolf (Utu’) Maengkom (Tondano)
7. Ir. Freddy Jaques (Fred) Inkiriwang (Kakas)
8. Ds. Wilhelm Johanis (Wim) Rumambi (Kakas-Tondano)
9. Drs. Jan Daniel Massie (Langowan)
10. Hans A. Pandelaki (Tomohon)
11. Drs. Theo Leo Sambuaga (Manado/Tonsea)
12. Jenderal TNI Try Soetrisno (Supit – Tompaso/Kanonang)
13. Laksamana TNI Soedomo (Rawis – Tompaso)
14. Hayono Isman (Wowor – Remboken)
15. Letjen. TNI Purn. Evert Ernest (Lape) Mangindaan, SH, SE (Amurang)

Kabinet-kabinet RI:
1. Kabinet Presidentil (19 Agustus 1945 - 14 November 1945)
Menteri Negara Mr. Alex Andries Maramis (sejak 25 September 1945 menjadi
Menteri Keuangan ke-2 karena Dr. Samsi berhenti sbg Menkeu sejak 26 Sept. 1945)
2. Kabinet Sjahrir I (14 November 1945 - 12 Maret 1946)
3. Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946)
Menteri Muda Pekerjaan Umum Ir. Herling Laoh (PNI)
4. Kabinet Syahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
Menteri Muda Pekerjaan Umum Ir. Herling Laoh (PNI)
5. Kabinet Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947 - 11 November 1947)
Menteri Keuangan Mr. Alex Andries Maramis (PNI)
Menteri Muda Pekerjaan Umum Ir. Herling Laoh (PNI) (Jabatan Menmud PU ditiadakan saat Ir.H.Laoh menjadi Menteri PU tanggal 11 Agustus 1947 menggantikan Moh. Enoch yang berhenti sebagai Menteri PU)
6. Kabinet Amir Sjarifuddin II (sesudah reshuffling 11 November 1947 - 29 Jan 1948)
Menteri Keuangan Mr. Alex Andries Maramis (PNI)
Menteri Pekerjaan Umum Ir. Herling Laoh (PNI)
7. Kabinet Hatta I / Presidentil Kabinet (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
Menteri Keuangan Mr. Alex Andries Maramis (PNI)
8. Kabinet Darurat / PDRI (19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)
Menteri Luar Negeri Mr. Alex Andries Maramis (di India)
9. Kabinet Hatta II / Presidentil Kabinet (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
Menteri Perhubungan Ir. Herling Laoh (PNI)
Menteri Pekerjaan Umum Ir. Herling Laoh (PNI)
10. Kabinet RIS (Pertama & Terakhir) (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
Menteri Penerangan Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu (PNI)
Menteri Perhubungan Tenaga/Pekerjaan Umum Ir. H. Laoh (PNI)
11. Kabinet Susanto (Kabinet RI Yogya) (20 Desember 1949 - 21 Januari 1950)
12. Kabinet Halim (Republik Indonesia Yogya) (21 Januari 1950 - 6 September 1950)
13. Kabinet Natsir (Kabinet RI Kesatuan Pertama & Kabinet selanjutnya merupakan Kabinet RI Kesatuan) (6 September 1950 - 27 April 1951)
14. Kabinet Sukiman - Suwirjo (27 April 1951 - 3 April 1952)
Menteri Penerangan Arnold I.Z. Mononutu (PNI)
15. Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 30 Juli 1953)
Menteri Penerangan Arnold I.Z. Mononutu (PNI)
16. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
17. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956)
Menteri Perhubungan Frits Laoh (PRN)
18. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (24 Maret 1956 - 9 April 1957)
Menteri Muda Perekonomian Frans I. (Nyong) Umbas (Parkindo)
19. Kabinet Karya (Kabinet Djuanda) (9 April 1957 - 10 Juli 1959) (Zaken Kabinet)
Menteri Kehakiman Gustaaf A. (Utu’) Maengkom
Menteri Perindustrian Ir. Fred J. Inkiriwang
20. Kabinet Kerja (10 Juli 1959 - 18 Februari 1960)
Menteri Muda Penghubung MPR/DPR Ds.W.J. Rumambi (Parkindo)
21. Kabinet Kerja II (18 Agustus 1960 - 6 Maret 1962)
Menteri Penghubung DPR & MPR Ds. W.J. Rumambi (Parkindo)
22. Kabinet Kerja III (6 Maret 1962 - 13 November 1963)
Menteri Penghubung DPR/MPR/DPA/Depernas Ds.W.J.Rumambi
23. Kabinet Kerja IV (13 November 1963 - 27 Agustus 1964)
Menteri Urusan Penertiban Bank & Modal Swasta J.D. Massie (sejak 1 Agustus 1964 menggantikan Dr. Suharto yang dibebaskan dari jabatan itu)
Menteri Penghubung MPRS/DPR/DPA Ds. W.J. Rumambi (Parkindo)
24. Kabinet Dwikora (Kabinet Seratus Menteri) (27 Agustus 1964 - 28 Mar 1966)
Menteri Urusan Penertiban Bank & Usaha Modal J.D. Massie
Menteri Penghub. MPR/DPR/DPA/Front Nasional W.J. Rumambi
Pemeriksa Keuangan Agung Muda/Anggota BPK a.l. H.A.Pandelaki (pejabat yang berkedudukan sebagai menteri)
25. Kabinet Dwikora yang Disempurnakan Lagi (28 Maret 1966 - 25 Juli 1966)
Menteri Penerangan Ds. W.J. Rumambi (Parkindo)
Deputi Menteri Keuangan Urusan Anggaran H. Pandelaki
Asisten Waperdam bidang Ekonomi a.l. J.D. Massie
26. Kabinet Ampera (25 Juli 1966 - 17 Oktober 1967)
27. Kabinet Ampera yang disempurnakan (11 Oktober 1967 - 6 Juni 1968)
28. Kabinet Pembangunan I (6 Juni 1968 - 27 Maret 1973)
29. Kabinet Pembangunan II (27 Maret 1973 - 24 Maret 1978)
30. Kabinet Pembangunan III (24 Maret 1978 - 16 Maret 1983)
31. Kabinet Pembangunan IV (6 Maret 1983 - 21 Maret 1988)
32. Kabinet Pembangunan V (21 Maret 1988 - Maret 1993)
33. Kabinet Pembangunan VI (Maret 1993 - Maret 1997)
Menteri Pemuda & Olah Raga Hayono Isman (Golkar)
34. Kabinet Pembangunan VII (Maret 1997 - Mei 1998)
Menteri Tenaga Kerja Drs. Theo Leo Sambuaga (Golkar)
35. Kabinet Reformasi Pembangunan (Mei 1998 - Oktober 1999) pimpinan Presiden Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie
Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Rakyat Drs.Theo L. Sambuaga (Golkar)
36. Kabinet Persatuan Nasional (Oktober 1999 - Juli 2001) pimpinan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
37. Kabinet Gotong Royong (Juli 2001 - 24Oktober 2004) pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri
38. Kabinet Indonesia Bersatu I (24 Oktober 2005 - 23 Oktober 2009) pimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
39. Kabinet Indonesia Bersatu II (24 Oktober 2009 - Oktober 2014)
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Letjen TNI Purn. Evert Ernest Mangindaan, SH, SE (Partai Demokrat)


Keterangan Singkat Para Mantan Menteri:

Mr. Alexander Andries Maramis (PNI)
TTL : Paniki Bawah Manado, 20 Juni 1897
TTM : Jakarta, 31 Juli 1977
Tahun 1945 jadi anggota BPUPKI lalu jadi anggota PPKI dalam Panitia Sembilan yang membahas UUD 1945 serta menandatangani Piagam Djakarta yang memuat tentang Syariat Islam yang kontroversial itu. Tahun 1948 jadi anggota Delegasi Indonesia dalam KMB. Tahun 1950, menjadi Duta Besar di Filipina, lalu Dubes di Jerman Barat 1953, terakhir Dubes di Uni Soviet 1955. Tahun 1958 pensiun dan berdomisili di Swiss.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Sebagai Menteri Negara dlm Kabinet Presidentil (19 Agt 1945–14 Nov 1945) (sejak 25 Sept 1945 jadi Menteri Keuangan ke-2 karena Menkeu sebelumnya, berhenti tgl 26 Sept 1945)
- Sebagai Menteri Luar Negeri dlm Kabinet Darurat / PDRI (19 Des 1948– Juli 1949) (di India)
- Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947 11 Nov 1947)
- Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Amir Sjarifuddin II (sesudah reshuffling 1947–1948)
- Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta I / Presidentil Kabinet (Jan 1948 – Agt 1949)

Prof. Mr. Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu (Arnold) (PNI)
TTL : Manado, 4 Desember 1896
TTM : Jakarta, 5 September 1983
Eks tapol Digul (“Digulis”) ini adalah Ketua partai Persatuan Indonesia di Ternate. Jadi anggota Parlemen NIT, sebagai Ketua Fraksi Progresif pada 1947-1949. Memprakarsai & memimpin Goodwill Mission Parlemen NIT ke Yogya (waktu itu jadi ibukota Republik Indonesia Serikat) menyebabkan NIT bubar & bergabung dgn NKRI. Jadi Dubes RI di Cina 1953-55. Jadi Rektor Universitas Hasanuddin bergelar Guru Besar (Profesor) pada 1960-65 & mendirikan beberapa fakultas baru.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet RIS (Pertama & Terakhir) (Des 1949 – Sept 1950)
- Sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet Sukiman – Suwirjo (27 April 1951 – 3 April 1952)
- Sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953)

Ir. Herling Laoh (PNI)
TTL : Tompaso (asal Sonder)
TTM :
Putra tukang emas asal Sonder kelahiran Tompaso ini meraih gelar insinyur pada tahun 1925 di ITB Bandung dan merupakan sahabat Bung Karno sejak mahasiswa. Perintis profesi kontraktor sarana & prasarana di kalangan pribumi Indonesia. Jadi kontraktor pembangunan Pelabuhan Samudera Bitung. Jadi tokoh POR Maesa. Waktu Pergolakan, bergabung dengan Permesta dan diangkat jadi Menteri Negara PRRI-Permesta.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Kabinet Sjahrir II (Maret 1946 - Okt 1946) sbg Menteri Muda PU
- Kabinet Syahrir III (2 Oktober 1946–27 Juni 1947) sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum
- Kabinet Amir Sjarifuddin I (Juli 1947 – Nov 1947) sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum
(Jabatan Menmud PU ditiadakan saat Ir. H. Laoh menjadi Menteri PU)
- Kabinet Amir Sjarifuddin II (sesudah reshuffling Nov 1947 – 1948) sebagai Menteri PU
- Kabinet Hatta II / Presidentil Kabinet (4 Agustus 1949– 20 Desember 1949) sebagai Menteri Pekerjaan Umum merangkap Menteri Perhubungan
- Kabinet RIS (Pertama & Terakhir) (1949 – 1950) sebagai Menteri Perhubungan Tenaga/PU

Frits H. Laoh (PRN)
TTL : Tompaso, 1882
TTM : 1961
“Laoh ekonom” ini kakak kandung Ir. H. Laoh & menjadi tokoh (pakakaan) Pemoeda Maesa (JVM) dan tokoh POR Maesa. Jadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat Hindia-Belanda) tahun 1919-1927 & 1921-1931, bersama Dr. Sam Ratulangi. Tokoh Partai Rakyat Nasional (PRN). Walau ia ahli ekonomi, namun jadi Menteri Perhubungan.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Menteri Perhubungan dalam Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 195524 Maret 1956)

Frans Ferdinand (Nyong) Umbas (Parkindo)
TTL : Kawangkoan, 25 Juli 1915
TTM : Jakarta, 1997
Ia turut memprakarsai berdirinya Pemoeda Maesa (JVM) tahun 1934. Hobi memotret disalurkannya dengan bergabung bersama Alex & Frans Mendur serta kakaknya J.K. Umbas mendirikan kantor berita foto IPPHOS tahun 1946. Mendirikan sendiri sebuah bank bernama Bank Menengah pada 1964, lalu mendirikan usaha pelayaran antar-pulau PT USO. Tokoh DPP Parkindo ini kemudian terpilih menjadi Menmud Perekonomian.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Sebagai Menteri Muda Perekonomian dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956–1957)

Gustaaf Adolf Maengkom (Utu’)
TTL : Tondano, 11 Maret 1907
TTM : Jakarta, 25 Mei 1984
Ia sempat studi di RHS (Sekolah Hukum) 1929-1933, namun tidak tamat karena banyak ribut dengan dosen-dosen Belandanya. Turut mendirikan Pemoeda Maesa (JVM). Jadi anggota Laskar KRIS di Yogya berpangkat Mayor TNI. Disusupkan ke Minahasa lalu mendirikan Pemuda KRIS. Pernah dipenjarakan NICA gara-ara menerbitkan koran Gelora Maesa. Walau bukan sarjana hukum namun jadi hakim Pengadilan Negeri di Bali & Makassar 1950-57.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Sebagai Menteri Kehakiman dlm Kabinet Karya (Kabinet Djuanda) (9 Apr1957 - 10 Juli 1959)

Ir. Freddy Jaques Inkiriwang (Fred)
TTL : Mojokerto – Jawa Timur, 2 September 1912
TTM :
Putra Kakas ini mendapat gelar insinyur elektro tahun 1937 di Delft Belanda. Pernah jadi Ketua Pemoeda Maesa tahun 1939-1942. Jadi Kepala Jawatan Listrik & Gas RI yang pertama tahun 1946 saat pemerintah RI berada di Yogyakarta. Sempat menjadi Menteri Pendidikan merangkap Menteri Kesehatan dalam Kabinet Likuidasi Negara Indonesia Timur (Kabinet NIT Terakhir).
Kariernya sebagai menteri RI:
- Sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Karya (Kabinet Djuanda) (9 April 1957 - 10 Juli 1959)

Ds. Wilhelm Johanis Rumambi (Wim) (Parkindo)
TTL : Tompaso, 7 April 1916
TTM : Jakarta, 22 Januari 1984
Domeni/Pendeta Wim Rumambi adalah pendeta GMIM dan turut mendirikan DGI (sekarang PGI) & Sekretaris Umum pertama, serta Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Indonesia. Tokoh Partai Kristen Indonesia (Parkindo) & duduk di Dewan Konstituante RI mewakili Parkindo. Satu-satunya pendeta yg masuk dalam jajaran kabinet RI.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Kabinet Kerja (Juli 1959 – Feb 1960) sebagai Menteri Muda Penghubung MPR/DPR
- Kabinet Kerja II (Agustus 1960 – Maret 1962) sebagai Menteri Penghubung DPR & MPR
- Kabinet Kerja III (1962–1963) sebagai Menteri Penghubung DPR/MPR/DPA/Dewan Perancang Nasional
- Kabinet Kerja IV (Nov 1963 – Agustus 1964) sebagai Menteri Penghubung MPRS/DPR/DPA
- Kabinet Dwikora (Kabinet Seratus Menteri ) (1964–1966) sebagai Menteri Penghubung MPR/DPR/ DPA/Front Nasional
- Kabinet Dwikora yang Disempurnakan Lagi (Maret 1966 – Juli 1966) sebagai Menteri Penerangan

Hans A. Pandelaki
TTL : Tomohon, 1909 TTM :
Pernah jadi Kepala Jawatan Bea Cukai RI lalu jadi Deputi Menkeu RI dalam urusan bidang moneter. Menjadi Dubes RI untuk PBB di Geneva Swiss. Pernah jadi Sekjen PSSI.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Salah satu Pemeriksa Keuangan Agung Muda/Anggota BPK (jabatan ini berkedudukan sebagai menteri) dlm Kabinet Dwikora (Kabinet 100 Menteri) (1964–1966)
- Deputi Menteri Keuangan Urusan Anggaran (jabatan setingkat Menteri) di Kabinet Dwikora yg Disempurnakan Lagi

Drs. Jan Daniel Massie
TTL : Langowan, 20 November 1901 TTM :
Tanggal 28 Maret 1966 menjadi Presiden Direktur Bank Dagang Negara (BDN).
Kariernya sebagai menteri RI:
- Menteri Urusan Penertiban Bank & Modal Swasta dlm Kabinet Kerja IV (1963–1964) (sejak 1 Agustus 1964 menggantikan Dr. Suharto yang dibebaskan dari jabatan itu)
- Menteri Urusan Penertiban Bank & Usaha Modal dalam Kabinet Dwikora (Kabinet Seratus Menteri) (27 Agustus 1964 – 28 Maret 1966)
- Asisten Waperdam bidang Ekonomi dlm Kabinet Dwikora yg Disempurnakan Lagi

Hayono Isman (Golkar)
TTL : Jakarta, 25 April 1955
Putra Remboken ini adalah anak dari Els Wowor dan Mas Isman (pendiri Kosgoro), menjadi Menpora dalam Kabinet Orba.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Menteri Pemuda & Olah Raga dalam Kabinet Pembangunan VI (1993 – 1997).

Drs. Theo Leo Sambuaga, MA., MIPP (Golkar)
TTL : Manado, 6 Juni 1949
Jadi Sekjen DPP KNPI 1981, jadi anggota DPR/MPR 1987-97, 1997-98 wakili Sulut dalam posisi sebagai Ketua Fraksi Karya Pembangunan (Golkar) sebelum jadi menteri. Jadi Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), salah satu Ketua Komisi Inter Parliament Union (IPU).
Kariernya sebagai menteri RI:
- Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Pembangunan VII (1997–98)
- Menteri Negara Perumahan & Permukiman Rakyat dalam Kabinet Reformasi Pembangunan (1998–1999)

Letjen. TNI Purn. Evert Erenst Mangindaan, SH., SE. (Lape) (Demokrat)
TTL : Solo, 5 Januari 1943
Putra pendiri PSSI asal Pondang–Amurang ini jadi Danrem 083 Kodam V/Brw, Gubernur Seskoad 1993-95, serta Gubernur Sulut 1995-2000. Pendiri & Sekjen Partai Demokrat 2004-05. Setelah rakyat Sulut merasa ditipu/dipecundangi/dikecewakan lantaran janji SBY agar Lape’ jadi menteri di KIB I tak terlaksana, akhirnya tgl 23 Oktober 2009 ia dilantik sbg Meneg PAN di KIB II.
Kariernya sebagai menteri RI:
- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi dlm Kabinet Indonesia Bersatu II (2009–2014)

Dapat juga disebutkan di sini Jenderal TNI Try Soetrisno (anak luar dari dr. Sam Supit asal Tompaso/Kanonang) jadi Kepala Staf TNI-AD, Panglima ABRI 1988-93, Wakil Presiden RI 1993-97; Laksamana TNI Soedomo (anak luar om Rawis di Tompaso) jadi Kastaf TNI-AL 1969-73, Pangkokamtib, Menkopolkam, Ketua DPA, kong maso Islam.
Sejumlah mantan menteri yang beristri orang Minahasa, seperti Menkeu-Mendag-Menperin Prof. Dr. Soemitro Djoyohadikusumo (suami Dorah Sigar & ayah Letjen Prabowo Subianto), Menlu Prof. Mr. R. Soenario (suami Dina Maranta Pantouw), Menkeu-Mendag-Menkop Drs. Radius Prawiro (suami Leony Supit), Meneg LH-Meneg Kelautan Ir Sarwono Kusumaatmaja (suami Nini Maramis), Laksamana TNI Soedomo (mantan suami Siska Piay), Menteri Kehakiman Oetojo Oesman SH, Meneg BUMN Laksamana Sukardi (suami Ratih Wullur). Juga Menko Kesra Agung Laksono (suami Amelia Wenas) & Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih (istri dr. M.J.M. Mamahit).

Sumber