Serbuk sabut kelapa atau dalam perdagangan internasional disebut
coco peat, hasil samping dari usaha pengolahan serat sabut kelapa (
coco fiber),
tidak hanya efektif mempercepat kinerja pertumbuhan tanaman. Lebih dari
itu, fungsi lainnya ternyata juga menghemat penggunaan pupuk pada
tanaman hingga 50 persen.
"Berdasarkan uji coba dan simulasi yang dilakukan teman-teman di berbagai daerah,
coco peat terbukti
dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen," ungkap Ketua Bidang
Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia
(AISKI) Ady Indra Pawennari dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat
(4/1/2013).
Menurut Ady, kemampuan serbuk sabut kelapa
menyerap
dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan menjadikan
pupuk yang diberikan pada tanaman tidak tergerus air pada saat
penyiraman atau hanyut pada saat hujan.
"Ini sudah diuji coba pada
berbagai jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayur-sayuran, ubi kayu,
padi, kelapa sawit, dan kayu. Hasilnya luar biasa. Pupuk yang diberikan
pada tanaman tidak menguap dan terbawa air," ulasnya.
Ady
menceritakan pengalaman temannya, Imam Wibawa, di Sungai Guntung,
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, yang bercocok tanam menggunakan serbuk
sabut kelapa sebagai media tanam, tanpa menggunakan tanah sedikit pun.
Dengan modal
polybag yang diisi serbuk sabut kelapa, ia sukses memanen cabe 500 kilogram di areal seluas 500 meter persegi di belakang rumahnya.
Sementara
itu, Nando, di Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, berhasil
melewati hadangan kemarau panjang berkat kinerja serbuk sabut kelapa
yang dapat menghambat terjadinya penguapan air.
"Berkat
coco peat, tanaman padi di sawah tadah hujan mampu tumbuh
survive meski dihadang kemarau panjang. Sawah yang diberi
coco peat tanahnya selalu gembur, sejuk dan subur, sehingga tanaman padi bisa tumbuh normal," kata Ady.
Cerita
lainnya berasal dari Kadek di Krui, Kabupaten Pesisir Selatan, Lampung.
Benih kelapa sawit yang ditanam menggunakan media tanam serbuk sabut
kelapa mengalami pertumbuhan yang cukup mencengangkan. Pada usia tanam
1,5 tahun, tingginya mencapai 2,5 meter.
Adapun benih kelapa sawit yang ditanam langsung ke tanah, tanpa menggunakan
coco peat, tingginya
hanya 1 meter. Atas fakta dan pengalaman dari berbagai daerah, tambah
Ady, AISKI terus mengampanyekan penggunaan serbuk sabut kelapa untuk
meningkatkan produktivitas lahan.
Minggu ini, AISKI menyurati
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk menawarkan
penggunaan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam dan bahan baku untuk
pembuatan pupuk organik.
Sebagaimana diketahui, serbuk sabut kelapa memiliki kandungan
trichoderma molds,
sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah,
menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan akar baru tumbuh
dengan cepat dan lebat.
Selain itu, ia juga memiliki pori-pori
yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar
matahari. Di dalam serbuk sabut kelapa juga terkandung unsur-unsur hara
dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium
(Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
Sumber