Jumat, 04 Januari 2013

Sabut Kelapa Menghemat Pupuk

Serbuk sabut kelapa atau dalam perdagangan internasional disebut coco peat, hasil samping dari usaha pengolahan serat sabut kelapa (coco fiber), tidak hanya efektif mempercepat kinerja pertumbuhan tanaman. Lebih dari itu, fungsi lainnya ternyata juga menghemat penggunaan pupuk pada tanaman hingga 50 persen. 
"Berdasarkan uji coba dan simulasi yang dilakukan teman-teman di berbagai daerah, coco peat terbukti dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen," ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Ady Indra Pawennari dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (4/1/2013). 
Menurut Ady, kemampuan serbuk sabut kelapa menyerap dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan menjadikan pupuk yang diberikan pada tanaman tidak tergerus air pada saat penyiraman atau hanyut pada saat hujan.
"Ini sudah diuji coba pada berbagai jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayur-sayuran, ubi kayu, padi, kelapa sawit, dan kayu. Hasilnya luar biasa. Pupuk yang diberikan pada tanaman tidak menguap dan terbawa air," ulasnya. 
Ady menceritakan pengalaman temannya, Imam Wibawa, di Sungai Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, yang bercocok tanam menggunakan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam, tanpa menggunakan tanah sedikit pun. Dengan modal polybag yang diisi serbuk sabut kelapa, ia sukses memanen cabe 500 kilogram di areal seluas 500 meter persegi di belakang rumahnya.  
Sementara itu, Nando, di Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, berhasil melewati hadangan kemarau panjang berkat kinerja serbuk sabut kelapa yang dapat menghambat terjadinya penguapan air.
"Berkat coco peat, tanaman padi di sawah tadah hujan mampu tumbuh survive meski dihadang kemarau panjang. Sawah yang diberi coco peat tanahnya selalu gembur, sejuk dan subur, sehingga tanaman padi bisa tumbuh normal," kata Ady. 
Cerita lainnya berasal dari Kadek di Krui, Kabupaten Pesisir Selatan, Lampung. Benih kelapa sawit yang ditanam menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa mengalami pertumbuhan yang cukup mencengangkan. Pada usia tanam 1,5 tahun, tingginya mencapai 2,5 meter.
Adapun benih kelapa sawit yang ditanam langsung ke tanah, tanpa menggunakan coco peat, tingginya hanya 1 meter. Atas fakta dan pengalaman dari berbagai daerah, tambah Ady, AISKI terus mengampanyekan penggunaan serbuk sabut kelapa untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Minggu ini, AISKI menyurati Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk menawarkan penggunaan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam dan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik. 
Sebagaimana diketahui, serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan akar baru tumbuh dengan cepat dan lebat.   
Selain itu, ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam serbuk sabut kelapa juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Sumber

Related Articel:

0 komentar:

Posting Komentar