Senin, 28 Januari 2013

Bencana Besar Mengancam

MANADO - Wilayah Sulut dikepung bencana. Berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, gunung berapi,  gelombang pasang, dan gempa bumi setiap saat mengancam.

Apalagi prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manado musim hujan dengan intensitas tinggi masih akan mengguyur wilayah Sulut hingga Februari. “Warga harus lebih waspada banjir dan tanah longsor, karena curah hujan diperkirakan masih tinggi sampai pada pertengahan bulan Febuari," kata Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Manado, Riyadi SS.

Bencana banjir besar pernah menerjang Sulut, hingga menghanyutkan beberapa jembatan besar. Jika cuaca atau curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama, dikhawatirkan bencana yang menimpa tahun 2000 lalu ketika banjir merendam Manado hingga mematahkan jembatan Ranoyapo Amurang, mengintai. Demikian juga 2006 lalu ketika limpasan air menghanyutkan jembatan Ranowangko di Tanahwangko serta longsor menewaskan beberapa orang di Manado. Jalan-jalan juga putus karena longsor dan ambruk.

“Semua kita tidak menginginkan bencana itu terjadi. Tapi sebagai langkah antisipasi, sebaiknya jika hujan deras mengguyur sudah terlalu lama sebaiknya kita menjauh daerah yang rawan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, Hoyke Makarawung.

Yang paling terakhir banjir dan longsor yang menimpa sejumlah wilayah karena hujan yang mengguyur sepanjang Minggu (27/1) kemarin. Manado, Minahasa, Minsel, Mitra, dan Bolmong diterjang banjir yang menghanyutkan beberapa rumah, serta longsor telah menutupi jalan (selengkapnya di halaman daerah).

Di wilayah Tombariri, hujan terus menerus Minggu dini hari itu telah menimbulkan longsor. Sedikitnya 7 titik longsor menutupi badan jalan antara Tanawangko-Munte dan 6 titik antara Tanawangko-Tomohon. “Kami mengerahkan alat berat untuk membuka longsor dari dua sisi, Munte dan Tanawangko.

Secepatnya akan dibuka,” ujar Ch Umboh, penanggung jawab ruas jalan Manado-Tumpaan BPJN XI Manado.  Diperoleh informasi, pukul 21.30 Wita tadi malam sudah terbuka. “Tapi kendaraan mesti hati-hati dengan memperhatikan cuaca karena berpotensi terjadi longsor susulan,” ujar Makarawung.

Di Minsel, akibat hujan itu Sungai Nimanga meluap membuat 130-an KK mengungsi, dan dievakuasi ke balai Desa Lelema. Jalur jalan Maruasey-Tangkuney juga putus karena longsor dengan ketinggian mencapai 7 meter dan panjang sekira 50-an meter. Beberapa desa juga diterjang longsor

Hoyke mengungkapkan, data sementara ada 8 rumah rusak berat atau hancur, infrastruktur, dan sarana lain. “Tapi belum ada laporan adanya korban jiwa,” ujarnya.
Diungkapkannya, saat ini terdata sebanyak 260 warga dalam pengungsian yang terdiri dari 65 kepala keluarga (KK) di Desa Ranowangko, 10 KK di Borgo, dan 15 KK di Desa Sarani Matani Kecamatan Tombariri.

Sementara itu, laporan BMKG Manado angin kencang secara tiba-tiba yang melanda Manado Minggu (27/1) sore itu karena adanya gumpalan awan hitam dan perbedaan tekanan udara yang tinggi. "Awan Cumulonimbus itu menjadi salah satu penyebab terjadinya angin kencang. Kecepatan anginnya berkisar 30 km/jam, namun tidak lama," ujar Riyadi. Berdasarkan pantauan Citra Satelit Cuaca (CSC) sejak pukul 17.30 Wita kemarin, cuaca di Sulawesi Utara dalam peringatan dini.

Sumber 


Related Articel:

0 komentar:

Posting Komentar