JAKARTA, - Politisi Partai Demorat Ruhut
Sitompul kembali mengingatkan seluruh rekan separtainya yang
disebut-sebut terlibat kasus dugaan korupsi untuk bersikap legowo dengan
mundur dari jabatan di partai. Sikap legowo itu, menurut dia,
diperlukan untuk menyelamatkan Partai Demokrat di Pemilu 2014 .
"Dari
dulu saya bilang Andi (Mallarangeng), Anas Urbaningrum (Ketua Umum
Partai Demokrat), dan lainnya, hei kawan-kawan yang nama-namanya disebut
legowo mundur kalau sayang dengan partai," kata Ruhut di Jakarta, Sabtu
( 8/12/2012 ).
Ruhut mengatakan, sebagai pejabat publik,
mereka tidak bisa berlindung di balik asas praduga tak bersalah. Meski
belum ditemukan cukup bukti dalam keterlibatan korupsi, mereka sudah
terkena sanksi sosial dan kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Ruhut
menilai ketidakjelasan status Anas terkait kasus Hambalang telah
menyandera partai. Anggota Komisi III DPR itu memberi contoh penanganan
kasus suap cek perjalanan ketika pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia tahun 2004 di KPK.
Awalnya, mantan Deputi
Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom tak terjerat. Ketika para politisi
yang tersangkut kasus itu selesai menjalani hukuman, kata Ruhut, Miranda
baru terjerat. Dia divonis bersalah dengan hukuman tiga tahun penjara.
"Kebayang nanti naik kelasnya (Anas) last minute menjelang
pemilu 2014 , karam langsung partai kami. Legowo makanya kepada
kawan-kawan kami," pungkas Ketua DPP Partai Demokrat itu.
Pengamat
Politik Indo Barometer M Qodari menilai terjeratnya Andi terkait kasus
Hambalang memang mengurangi beban Demokrat. Andi telah mengundurkan diri
dari Sekretaris Dewan Pembina Demokrat maupun Menteri Pemuda dan
Olahraga sehingga tidak bisa dipolemikkan lagi.
Hanya saja, kata
Qodari, status Anas masih menyulitkan dan menjadi beban Demokrat. Karena
itu, KPK perlu mengambil keputusan agar tidak ingin dinilai menyandera
Demokrat.
Sumber
Selasa, 11 Desember 2012
Ruhut: Anas Kena di Last Minute, Karam Demokrat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar