Air Pasang Laut Hantam Ratusan Rumah di Basaan Satu |
Ratatotok, KOMENTAR-Bencana
air pasang laut Kamis (13/12) kemarin menimpa ratusan pemukiman warga
pesisir (rumah nelayan) di Desa Basaan Satu, Kecamatan Ratatotok. Akibat
genangan air ini nyaris membuat rumah warga tenggelam.
Dijelaskan Hukumtua Desa Basaan Satu, Eddy Tololiu, peristiwa tersebut terjadi Kamis (13/12) dini hari. Di mana perairan Ratatotok mengalami air pasang. Dan air pasang ini menghantam puluhan rumah warga, khususnya rumah nelayan. Di mana ketinggian air mencapai hingga satu meter lebih atau di atas leher orang dewasa.
Beruntung peristiwa ini tidak menelan korban jiwa. Hanya saja masyarakat mengalami kerugian material, di mana ternak piaraan masyarakat hilang ditelan banjir.
Begitupun dengan harta benda lain milik
masyarakat banyak yang rusak dan hilang. Seperti barangbarang
elektronik, berupa tape, Televisi, mesin cuci, AC, kulkas dan barang
berharga lainnya. Dan hingga kemarin sore, banjir belum surut, dan
ketinggian air masih mencapai dada orang dewasa. “Jadi, ada sekitar 83
KK yang tertimpah bencana banjir air pasang laut,” ujar Tololiu Kamis
(13/12) kemarin.Dijelaskan Hukumtua Desa Basaan Satu, Eddy Tololiu, peristiwa tersebut terjadi Kamis (13/12) dini hari. Di mana perairan Ratatotok mengalami air pasang. Dan air pasang ini menghantam puluhan rumah warga, khususnya rumah nelayan. Di mana ketinggian air mencapai hingga satu meter lebih atau di atas leher orang dewasa.
Beruntung peristiwa ini tidak menelan korban jiwa. Hanya saja masyarakat mengalami kerugian material, di mana ternak piaraan masyarakat hilang ditelan banjir.
Pun Tololiu meminta perhatian Pemerintah,baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mitra dan Pemprop Sulut. Yakni bisa membangun tanggul pemecah ombak di desa Basaan Satu. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya abrasi, yang menghantam pemukiman warga. Pasalnya, jika terjadi air pasang laut, akan menghantan pemukiman nelayan. Dan peristiwa abrasi ini hampir setiap tahun terjadi dan dialami masyarakat Basaan Satu. Sehingga dengan pembangunan tanggul pemecah ombak,dapat mencengah air masuk di rumah penduduk. “Jadi tolong persoalan ini diseriusi pemerintah,” pintahnya.
Ditambahkan Tololiu, sejumlah wilayah pesisir pantai di Kabupaten Mitra telah dibangun tanggul pemecah ombak. Misalkan beberapa desa di Kecamatan Belang, dan Pusomaen. Namun untuk desa Basaan Satu proyek tersebut belum pernah direalisasikan. Padahal masyarakat Basaan sudah berulangkali meminta pembangunan tanggul tersebut, tapi tidak pernah digubris Pemerintah. Sementara setiap tahun desa Basaan Satu selalu diterjang peristiwa abrasi. “Pokoknya masyarakat sangat berharap agar tanggul pemecah ombak dibangun di Basaan Satu, Ratatotok, tegas Tololiu nada meninggi.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mitra Ir Welly Munaiseche hingga tadi malam belum berhasil dimintai konfirmasi. Berulangkali dihubungi di kantornya tidak ada di tempat.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar