Ada seorang dokter muda yang sangat baik
dan hebat, secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan. Dokter muda itu tidak
dapat mengabdikan diri lagi untuk melayani masyarakat. Kemudian ada
seorang anak kecil yang bertanya padanya: Dokter, mengapa Anda harus
sakit?
“Mengapa saya? Saat aku lulus sekolah dengan nilai tertinggi, aku tidak pernah bertanya kepada Tuhan: Mengapa saya?”
“1000 teman SD-ku, hanya 700 yang melanjutkan ke SMP”
“dari 700, hanya 500 yang melanjutkan SMA”
“500 teman-teman SMA, hanya 200 yang melanjutkan ke bangku kuliah”
“dari 200, hanya 10 yang mengambil kedokteran”
“hanya 3 dari 10 orang berhasil menjadi dokter muda”
“saat saya bekerja menjadi seorang dokter, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan: Mengapa saya?”
“dan saat aku mengalami kesakitan dan bahkan lumpuh seperti yang kau lihat, tidak sepantasnya saya bertanya: Mengapa saya?”
Hidup
kadang banyak memberikan ketidakadilan kepada kita. Kita kerap berpikir
bahwa kita hanya pantas menerima hal-hal baik saja. Kesuksesan,
kekayaan, jabatan tinggi, maupun kesehatan.
Kita
tidak mau menerima masa-masa sulit, kekecewaan, maupun kegagalan. Dan
kita akan berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil dan kita akan protes
kepada-Nya.
Semua yang terjadi dalam
kehidupan kita merupakan sebuah ujian dari Tuhan. Ujian yang ada di
depan mata bukan untuk dihindari tetapi untuk dikerjakan. Dalam Roma 12:12 dikatakan bahwa: Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Saat kita mengalami hal-hal buruk, maka ingatlah berkat-berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar