Minggu, 13 Januari 2013

5 Warga Filipina Ditemukan di Perairan Minsel

AMURANG—Lima warga negara Filipina, sekeluarga, ditemukan selamat setelah terombang-ambing selama sebulan. Muldaya (laki-laki), Maldaya (perempuan), Jinjiani (P), Dolsin (L), dan Belsade (L, 2 tahun) ditemukan dalam posisi terbaring lemas di atas rumpon (rakit rumah ikan,red) sekira pukul 9.53 WITA di perairan Minsel (51 notikal mil dari Teluk Amurang, 64 mil dari Manado).

Evakuasi itu berawal dari laporan Ronny Runtuwene, warga Karangria Tuminting, penjaga rumpon, Jumat (11/1). Ketika melihat ada perahu berpenumpang 5 orang yang tampak lemas, Ronny secepatnya menolong. Setelah menaikkan ke lima korban di rumpon, dirinya langsung meminta bantuan lewat radio.

Beruntung, suara transimisnya langsung terpantau Search and Rescue (SAR) Makassar. Menurut informasi salah satu tim SAR Sulut, SAR Makassar melakukan penelusuran lokasi, dan diketahui, transimisi itu terpancar dari wilayah perairan Sulut.

Kontak ke SAR Sulut pun langsung dilakukan dan diterima Jeffry Mewo, Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Basarnas Sulut di hari yang sama sekira pukul 20.45 WITA. Jeffry dan rekan-rekannya kemudian menelusuri lokasi koordinat 294 derajat timur laut dari Kota Bitung, dan 51 Notikal mil dari Teluk Amurang itu.

Setelah melakukan persiapan, tim yang dipimpin Kepala Kantor Basarnas Sulut Drs Herry Sasongko, Sabtu (12/1) dini hari pukul 3.30 WITA langsung ke lokasi. Perjalanan dimulai dari Dermaga Navigasi Tandurusa Bitung.

Setelah 4 jam perjalanan dan lebih dari 2 jam pencarian, rumpon itu ditemukan sekira pukul 09.53 WITA. Tak menunggu lama, Ferry beserta 3 rekannya langsung meluncur ke rumpon menggunakan perahu karet. "Kapal tidak bisa merapat ke rakit, karena berombak," tutur Ferry.

Tak sampai satu jam, 5 korban berhasil dievakuasi ke Rescue Boat 36 M milik Tim SAR. Saat dievakuasi, kulit kelimanya terlihat hitam. Yang paling parah adalah Jinjiani dan balita Belsade. Kulit keduanya seperti terbakar.

Dalam kondisi yang lemas, Jinjiani sempat bercerita. Keluarga itu memulai perjalanan sekira awal bulan Desember lalu. Karena cuaca yang tidak baik, perahu motor terhempas badai. Hempasan badai itu merusakkan motor perahu. Dan, selama sebulan mereka terombang-ambing dan pada akhirnya ditemukan Ronny.

"Berdoa kepada Tuhan. Tuhan sayang kami. Minum hanya mengharap air hujan turun," tutur Jinjiani dengan Bahasa Melayu seadanya, dua jam setelah diselamatkan. Awalnya, korban akan diturunkan di Dermaga Megamas Manado. Namun, kondisi cuaca yang buruk kapal tak bisa mendekat dan dialihkan kembali ke Dermaga Navigasi Tandurusa.

"Tadinya kita punya rencana 3 lokasi yang jadi tujuan untuk kapal ini sandar, namun karena pertimbangan bahan bakar dan cuaca, jadi kita putuskan kembali lagi ke Dermaga Navigasi Bitung, sebagai alternatif yang teraman," ujar Sasongko.Kapal berlabuh di dermaga sekira pukul 16.14 WITA. Di sana, lima ambulance telah siap mengantar korban untuk diperiksa di RSUP Prof dr RD Kandou dan langsung mendapat perawatan intensif.

Menurut Manager On Duty (MOD) RS Kandou Robert Tuwaidan, pihaknya  punya tanggung jawab untuk melayani sesuai dengan prosedur yang ada. “Kami akan melayani mereka dengan sebaik-baiknya, hingga kesehatan mereka membaik dan diizinkan pulang oleh pihak dokter. Kami tidak akan memungut biaya sepeser pun, selama mereka akan dirawat di sini,” ucap Tuwaidan.

Lima warga Filipina itu, menurut jubir RAPI Sulut Bani Sadie berasal dari Pulau Siasi yang sebagian besarnya bermata pencaharian nelayan. Hal tersebut dikatakannya setelah mendengar penuturan seorang penerjemah bahasa Tagalog.

 Sumber

Related Articel:

0 komentar:

Posting Komentar