AMURANG—Lima warga negara Filipina, sekeluarga, ditemukan selamat
setelah terombang-ambing selama sebulan. Muldaya (laki-laki), Maldaya
(perempuan), Jinjiani (P), Dolsin (L), dan Belsade (L, 2 tahun)
ditemukan dalam posisi terbaring lemas di atas rumpon (rakit rumah
ikan,red) sekira pukul 9.53 WITA di perairan Minsel (51 notikal mil dari
Teluk Amurang, 64 mil dari Manado).
Evakuasi itu berawal dari laporan Ronny Runtuwene, warga Karangria
Tuminting, penjaga rumpon, Jumat (11/1). Ketika melihat ada perahu
berpenumpang 5 orang yang tampak lemas, Ronny secepatnya menolong.
Setelah menaikkan ke lima korban di rumpon, dirinya langsung meminta
bantuan lewat radio.
Beruntung, suara transimisnya langsung terpantau Search and Rescue (SAR)
Makassar. Menurut informasi salah satu tim SAR Sulut, SAR Makassar
melakukan penelusuran lokasi, dan diketahui, transimisi itu terpancar
dari wilayah perairan Sulut.
Kontak ke SAR Sulut pun langsung dilakukan dan diterima Jeffry Mewo,
Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Basarnas Sulut di hari yang sama sekira
pukul 20.45 WITA. Jeffry dan rekan-rekannya kemudian menelusuri lokasi
koordinat 294 derajat timur laut dari Kota Bitung, dan 51 Notikal mil
dari Teluk Amurang itu.
Setelah melakukan persiapan, tim yang dipimpin Kepala Kantor Basarnas
Sulut Drs Herry Sasongko, Sabtu (12/1) dini hari pukul 3.30 WITA
langsung ke lokasi. Perjalanan dimulai dari Dermaga Navigasi Tandurusa
Bitung.
Setelah 4 jam perjalanan dan lebih dari 2 jam pencarian, rumpon itu
ditemukan sekira pukul 09.53 WITA. Tak menunggu lama, Ferry beserta 3
rekannya langsung meluncur ke rumpon menggunakan perahu karet. "Kapal
tidak bisa merapat ke rakit, karena berombak," tutur Ferry.
Tak sampai satu jam, 5 korban berhasil dievakuasi ke Rescue Boat 36 M
milik Tim SAR. Saat dievakuasi, kulit kelimanya terlihat hitam. Yang
paling parah adalah Jinjiani dan balita Belsade. Kulit keduanya seperti
terbakar.
Dalam kondisi yang lemas, Jinjiani sempat bercerita. Keluarga itu
memulai perjalanan sekira awal bulan Desember lalu. Karena cuaca yang
tidak baik, perahu motor terhempas badai. Hempasan badai itu merusakkan
motor perahu. Dan, selama sebulan mereka terombang-ambing dan pada
akhirnya ditemukan Ronny.
"Berdoa kepada Tuhan. Tuhan sayang kami. Minum hanya mengharap air hujan
turun," tutur Jinjiani dengan Bahasa Melayu seadanya, dua jam setelah
diselamatkan. Awalnya, korban akan diturunkan di Dermaga Megamas Manado.
Namun, kondisi cuaca yang buruk kapal tak bisa mendekat dan dialihkan
kembali ke Dermaga Navigasi Tandurusa.
"Tadinya kita punya rencana 3 lokasi yang jadi tujuan untuk kapal ini
sandar, namun karena pertimbangan bahan bakar dan cuaca, jadi kita
putuskan kembali lagi ke Dermaga Navigasi Bitung, sebagai alternatif
yang teraman," ujar Sasongko.Kapal berlabuh di dermaga sekira pukul
16.14 WITA. Di sana, lima ambulance telah siap mengantar korban untuk
diperiksa di RSUP Prof dr RD Kandou dan langsung mendapat perawatan
intensif.
Menurut Manager On Duty (MOD) RS Kandou Robert Tuwaidan, pihaknya punya
tanggung jawab untuk melayani sesuai dengan prosedur yang ada. “Kami
akan melayani mereka dengan sebaik-baiknya, hingga kesehatan mereka
membaik dan diizinkan pulang oleh pihak dokter. Kami tidak akan memungut
biaya sepeser pun, selama mereka akan dirawat di sini,” ucap Tuwaidan.
Lima warga Filipina itu, menurut jubir RAPI Sulut Bani Sadie berasal
dari Pulau Siasi yang sebagian besarnya bermata pencaharian nelayan. Hal
tersebut dikatakannya setelah mendengar penuturan seorang penerjemah
bahasa Tagalog.
Sumber
Minggu, 13 Januari 2013
5 Warga Filipina Ditemukan di Perairan Minsel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar